PYONGYANG – Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sekaligus tokoh berpengaruh di lingkaran elite Pyongyang, pada Kamis (14/08/2025) secara tegas membantah klaim militer Korea Selatan yang menyebut Korut telah mencopot pengeras suara propaganda di perbatasan.
Dalam pernyataan resmi berbahasa Inggris yang disiarkan Kantor Berita Korea Utara (KCNA), Kim menyebut kabar tersebut tidak benar dan menilai langkah-langkah yang diambil Seoul tidak memiliki arti strategis bagi Pyongyang.
“Kami tidak pernah mencopot pengeras suara yang dipasang di wilayah perbatasan dan tidak berniat untuk mencopotnya,” tegas Kim.
Pernyataan ini muncul di tengah upaya pemerintah baru Korea Selatan, di bawah Presiden Lee Jae Myung, yang sejak terpilih pada Juni lalu berjanji menjalin dialog tanpa prasyarat dengan Korea Utara. Kebijakan ini berbeda jauh dengan pendekatan keras pendahulunya, yang kerap membalas siaran propaganda Pyongyang dengan musik K-pop dan berita dari Seoul yang dipancarkan melalui pengeras suara di zona demiliterisasi (DMZ).
Militer Korea Selatan sebelumnya mengumumkan bahwa kedua negara telah menghentikan siaran propaganda tersebut pada pertengahan tahun. Bahkan, pada 5 Agustus 2025 lalu, Kementerian Pertahanan Korsel mulai mencopot pengeras suara di sisi mereka, menyebutnya sebagai “langkah praktis untuk membantu meredakan ketegangan dengan Utara.”
Namun, Kim Yo Jong menepis anggapan bahwa langkah itu berpengaruh terhadap kebijakan Pyongyang. Menurutnya, Seoul mencoba membentuk narasi publik yang keliru.
“Baru-baru ini, ROK (Korea Selatan) mencoba menyesatkan opini publik dengan mengatakan bahwa ‘langkah goodwill’ dan ‘kebijakan meredakan ketegangan’ mereka mendapat respons, serta menciptakan kesan bahwa hubungan Korea Utara-ROK sedang ‘dipulihkan’,” ujarnya.
Ia menegaskan, Korut sama sekali tidak memiliki niat memperbaiki hubungan dengan Seoul. “Kami sudah menegaskan berkali-kali bahwa kami tidak berniat memperbaiki hubungan dengan ROK dan sikap ini akan kami tetapkan secara konstitusional di masa depan,” katanya.
Pernyataan keras ini dikeluarkan menjelang latihan militer gabungan Korea Selatan–Amerika Serikat yang akan digelar pada 18–28 Agustus 2025 mendatang. Latihan ini rutin dilakukan untuk memperkuat pertahanan terhadap ancaman Korut, namun selalu dikecam Pyongyang sebagai simulasi invasi.
“Apakah ROK menarik pengeras suaranya atau tidak, menghentikan siarannya atau tidak, menunda atau mengurangi skala latihan militernya atau tidak, kami tidak peduli dan tidak tertarik,” ujar Kim menutup pernyataannya. “Saya yakin kebijakan Seoul terhadap Korea Utara tetap tidak berubah dan tidak akan pernah berubah.”
Sejak Perang Korea 1950–1953 yang berakhir dengan gencatan senjata, kedua negara secara teknis masih berada dalam status perang. Pengeras suara di perbatasan kerap menjadi simbol perseteruan sekaligus alat perang psikologis. Dengan sikap terbaru Kim Yo Jong, harapan rekonsiliasi antar-Korea tampaknya kembali meredup, setidaknya dalam waktu dekat. []
Diyan Febriana Citra.