Kolombia Pimpin Dialog Global di Tengah Operasi Militer AS

Kolombia Pimpin Dialog Global di Tengah Operasi Militer AS

Bagikan:

BOGOTA — Para pejabat tinggi dari negara-negara Eropa, Amerika Latin, dan Karibia berkumpul di Kolombia, Minggu (16/11/2025), dalam sebuah forum diplomatik yang menyoroti pentingnya solidaritas kawasan di tengah meningkatnya ketegangan akibat operasi militer Amerika Serikat (AS) di Laut Karibia.

Pertemuan yang digagas oleh Presiden Kolombia Gustavo Petro itu menjadi ajang pembahasan intens tentang arah hubungan antarnegara, terutama setelah serangkaian serangan udara dan laut AS terhadap kapal pembawa narkoba yang menewaskan puluhan orang dalam dua bulan terakhir.

Menurut laporan resmi, sedikitnya 60 orang tewas sejak September 2025 akibat operasi tersebut. Petro menyebut langkah militer AS itu sebagai bentuk tindakan sepihak yang melanggar prinsip kemanusiaan dan kedaulatan negara lain.

“Serangan itu bukan hanya tindakan militer, tetapi juga eksekusi di luar hukum. Salah satu korban bahkan telah teridentifikasi sebagai warga Kolombia,” tegas Petro dalam pidatonya di hadapan delegasi internasional.

Sebagai salah satu pemimpin Amerika Latin yang paling vokal terhadap kebijakan luar negeri Washington, Petro menilai pendekatan kekerasan tidak akan menyelesaikan akar masalah perdagangan narkotika. Ia menyerukan perlunya kerja sama lintas negara yang lebih adil dan berbasis pembangunan sosial.

“Kami tidak bisa menanggapi kejahatan dengan kejahatan lain. Dunia memerlukan pendekatan kemanusiaan dan solusi yang menyentuh akar persoalan,” ujarnya.

Selain membahas isu keamanan, forum tersebut juga menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis antara Kolombia dan perwakilan negara Eropa serta Amerika Latin. Dokumen kerja sama yang ditandatangani mencakup deklarasi energi baru dan terbarukan, ketahanan pangan, pembiayaan berkelanjutan, serta kerja sama teknologi hijau.

Delegasi Kolombia menyebut langkah itu sebagai bagian dari upaya memperkuat diplomasi Selatan-Selatan, yaitu kolaborasi antara negara berkembang dalam menghadapi ketimpangan global.

Para pengamat menilai pertemuan ini menunjukkan upaya Kolombia menempatkan diri sebagai penjembatan antara blok Amerika Latin dan mitra Eropa, di saat hubungan dengan Amerika Serikat tengah mengalami ketegangan.

Dengan situasi geopolitik yang semakin kompleks, seruan Petro di Bogota dipandang sebagai pesan politik yang kuat agar negara-negara kawasan tidak terjebak dalam konfrontasi, melainkan membangun solidaritas baru berbasis perdamaian dan keadilan. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional