SEOUL – Pemerintah Korea Selatan memastikan lebih dari 300 warganya yang sempat ditahan otoritas imigrasi Amerika Serikat (AS) dalam penggerebekan pabrik Hyundai di Georgia akan segera dibebaskan dan dipulangkan ke tanah air. Kepastian ini muncul setelah adanya kesepakatan diplomatik antara Seoul dan Washington terkait status para pekerja.
Kepala Staf Presiden Korea Selatan, Kang Hoon-sik, menyatakan pemerintah bergerak cepat untuk menangani kasus ini. “Kami berencana mengirimkan pesawat carter untuk memulangkan para pekerja segera setelah langkah-langkah administratif yang tersisa selesai,” ujarnya, Minggu (07/09/2025) waktu setempat.
Menteri Luar Negeri Cho Hyun juga dijadwalkan berangkat ke Washington pada Senin (08/09/2025). Kehadirannya dimaksudkan untuk memperkuat negosiasi sekaligus memastikan pemulangan lebih dari 300 pekerja berjalan tanpa hambatan.
Kasus ini berawal dari operasi besar-besaran yang dilakukan otoritas imigrasi AS pada Jumat (05/09/2025). Dalam razia tersebut, sekitar 475 orang ditahan, sebagian besar merupakan warga negara Korea Selatan. Penggerebekan terjadi di pabrik Hyundai yang masih dalam tahap pembangunan dan merupakan hasil kerja sama dengan LG Energy Solution dalam memproduksi baterai kendaraan listrik.
“Lebih dari 300 warga negara Korea Selatan di antara mereka yang ditahan,” kata Menlu Cho Hyun, Senin (08/09/2025).
Langkah AS ini memicu reaksi keras dari publik dan pemerintah Korea Selatan. Pasalnya, operasi imigrasi tersebut dinilai tidak hanya berdampak pada pekerja, tetapi juga berpotensi mengganggu proyek strategis bernilai miliaran dolar yang disebut sebagai pembangunan ekonomi terbesar di Georgia.
Selain itu, momentum penggerebekan dianggap sensitif secara politik. Korea Selatan adalah sekutu dekat AS di Asia Timur, sementara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korsel Lee Jae Myung baru dua pekan lalu bertemu di Washington dalam pertemuan bilateral pertama mereka. Situasi ini menimbulkan pertanyaan terkait konsistensi kerja sama kedua negara, khususnya dalam bidang ekonomi dan tenaga kerja.
Penggerebekan massal yang dikaitkan dengan agenda deportasi pemerintahan Trump semakin menambah sorotan. Meskipun operasi serupa pernah dilakukan, skala kali ini disebut jauh lebih besar dan langsung menyasar proyek strategis. Tidak sedikit analis menilai peristiwa ini bisa memunculkan ketegangan diplomatik baru, meski kedua pemerintah telah berusaha meredakannya dengan jalur komunikasi resmi.
Pemerintah Korea Selatan kini berupaya memastikan keselamatan seluruh warganya dan berharap insiden ini tidak mengganggu hubungan bilateral. Pemulangan para pekerja melalui pesawat carter menjadi langkah nyata untuk menyelesaikan kasus yang telah mencuri perhatian internasional ini. []
Diyan Febriana Citra.