SEOUL– Ketegangan di kawasan Semenanjung Korea kembali meningkat setelah militer Korea Selatan (Korsel) melaporkan bahwa Korea Utara (Korut) melakukan uji coba rudal balistik pada Rabu (22/10/2025) pagi. Insiden ini menjadi peluncuran rudal pertama Korut dalam lima bulan terakhir, memicu kekhawatiran baru atas stabilitas keamanan regional.
“Rudal tersebut diluncurkan ke arah timur,” ujar Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, sebagaimana dikutip dari AP News, Rabu (22/10/2025). Ia menambahkan bahwa peluncuran dilakukan dari wilayah daratan Korea Utara, dan proyektil itu mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Namun, belum ada rincian mengenai jenis rudal maupun jangkauan jarak tempuhnya.
Uji coba ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum pertemuan bilateral antara Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, serta menjelang Konferensi Tingkat Tinggi APEC yang dijadwalkan berlangsung pada 30 Oktober hingga 1 November 2025. Banyak pengamat menilai, waktu peluncuran tersebut bukanlah kebetulan, melainkan bentuk tekanan politik yang disengaja oleh Pyongyang.
Korut dikenal kerap menggunakan uji coba rudal sebagai pesan strategis kepada dunia internasional, khususnya terhadap Washington dan Seoul. Aksi terbaru ini dianggap sebagai peringatan dini menjelang pembicaraan ekonomi dan keamanan yang diperkirakan akan membahas isu denuklirisasi dan stabilitas kawasan Asia Timur.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan Jepang, pihak Tokyo mengonfirmasi bahwa rudal tersebut sempat melintas di zona udara internasional di atas Laut Jepang sebelum jatuh ke perairan bebas. Tidak ada laporan mengenai kerusakan atau korban di wilayah Jepang maupun Korea Selatan.
“Rudal tersebut diluncurkan ke arah timur, tetapi tidak ada informasi lebih lanjut mengenai jarak tempuh atau jenis senjata yang digunakan,” tambah Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Peluncuran ini memperpanjang daftar uji coba militer Korut di tengah isolasi diplomatik yang semakin ketat. Pada awal tahun, Pyongyang sempat memamerkan rudal Hwasong-11Ma, sistem persenjataan jarak menengah yang disebut mampu menembus pertahanan rudal Amerika Serikat.
Analis pertahanan di Seoul menilai, peluncuran terbaru ini menjadi sinyal bahwa Korut berusaha menegaskan eksistensinya di tengah upaya rekonsiliasi diplomatik yang sedang diupayakan oleh Seoul dan Washington. Mereka memperingatkan bahwa setiap provokasi semacam ini berpotensi memperumit dialog keamanan di kawasan. []
Diyan Febriana Citra.