Krisis Politik Peru, Presiden Dina Boluarte Terancam Dimakzulkan

Krisis Politik Peru, Presiden Dina Boluarte Terancam Dimakzulkan

LIMA — Gejolak politik di Peru kembali memanas setelah Kongres negara itu mengadakan sidang darurat untuk membahas pemakzulan Presiden Dina Boluarte pada Kamis (09/10/2025) malam waktu setempat. Langkah ini diambil menyusul meningkatnya tekanan dari berbagai partai politik yang menuduh Boluarte terlibat dalam dugaan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Presiden Boluarte disebut sebagai salah satu pemimpin dengan tingkat popularitas terendah di dunia, dengan dukungan publik hanya berkisar 2–4 persen. Ketidakpuasan terhadap kepemimpinannya memuncak setelah muncul tuduhan bahwa ia memperkaya diri secara ilegal dan gagal mencegah kekerasan terhadap demonstran yang mendukung mantan presiden Pedro Castillo.

Sejak 2018, Peru telah mengalami enam kali pergantian presiden, dan empat di antaranya kini mendekam di penjara atas kasus korupsi maupun penyalahgunaan kekuasaan. Jika Boluarte benar-benar dilengserkan, maka sejarah ketidakstabilan politik di negara Andes itu akan kembali berulang.

Sidang Kongres yang dimulai pukul 21.00 waktu setempat membahas empat mosi pemakzulan yang diajukan oleh sejumlah anggota parlemen dari lintas partai. Setidaknya 52 suara diperlukan untuk membawa mosi tersebut ke tahap berikutnya, sementara keputusan akhir pemakzulan membutuhkan dukungan minimal 87 suara. Presiden Boluarte dijadwalkan hadir langsung untuk memberikan pembelaan.

Dua mosi utama masing-masing didukung oleh 34 dan 33 anggota parlemen, dengan alasan kuat terkait dugaan korupsi, meningkatnya angka kriminalitas, serta lemahnya pengendalian terhadap pemerasan. Dukungan terhadap pemakzulan juga datang dari partai-partai konservatif yang sebelumnya menjadi sekutu Boluarte, termasuk Popular Renewal yang dipimpin Rafael Lopez dan Popular Force milik Keiko Fujimori.

Media lokal El Comercio melaporkan, hingga Kamis malam terdapat 98 anggota parlemen yang diperkirakan mendukung pemakzulan. “Satu-satunya jalan ke depan adalah memakzulkan Dina Boluarte,” tulis anggota parlemen Susel Paredes melalui akun X miliknya. “Berbagai blok sepakat, dan karena itu mosi pemakzulan kini telah diajukan,” tambahnya.

Apabila Boluarte dilengserkan sebelum masa jabatannya berakhir pada Juli 2026, posisi presiden akan otomatis diisi oleh Ketua Kongres Peru, Jose Jeri. Namun, pergantian ini diperkirakan tidak akan membawa banyak perubahan karena Jeri juga dinilai tidak populer di mata publik.

Dina Boluarte naik ke tampuk kekuasaan pada Desember 2022 setelah Pedro Castillo dilengserkan karena berupaya membubarkan Kongres. Keputusan itu memicu protes besar di wilayah pegunungan Andes yang menewaskan puluhan orang. Selain tuduhan korupsi, Boluarte juga dikritik karena kepemilikan jam tangan mewah merek Rolex dan keputusan kontroversial untuk menggandakan gajinya sendiri pada pertengahan tahun ini. []

Diyan Febriana Citra.

Internasional