CLAIRTON – Ledakan dahsyat di pabrik baja Clairton Coke Works, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Senin (11/08/2025) meninggalkan duka mendalam. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 11.00 waktu setempat itu menewaskan seorang pekerja, melukai sedikitnya sepuluh orang, dan menghilangkan satu pekerja lainnya yang hingga kini belum ditemukan.
Kebakaran hebat yang dipicu ledakan tersebut memuntahkan asap tebal yang menyelimuti kawasan industri, memaksa tim pemadam kebakaran, relawan, dan pihak berwenang bekerja keras mengamankan lokasi. Pemerintah setempat juga mengimbau warga di sekitar lokasi untuk mengikuti arahan keselamatan, termasuk membatasi aktivitas di luar ruangan.
“Keselamatan adalah prioritas utama kami. Tim penyelamat akan bekerja hati-hati agar tidak menambah korban,” tegas perwakilan kepolisian setempat.
Ledakan terjadi di salah satu fasilitas produksi kokas terbesar di Amerika Serikat, yang mempekerjakan sekitar 1.300 pekerja. Fasilitas ini selama puluhan tahun menjadi tulang punggung industri baja nasional. Setelah ledakan, pencarian korban dilakukan di antara puing-puing, dengan alat berat digunakan untuk menggeser reruntuhan demi menemukan pekerja yang hilang.
David Burritt, Presiden dan CEO U.S. Steel, memastikan pihaknya bekerja sama dengan otoritas untuk menyelidiki penyebab kejadian. “Kami berkomitmen penuh untuk mengungkap fakta dan memastikan keselamatan pekerja di masa depan,” ujarnya.
Satu pekerja yang sebelumnya dinyatakan hilang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan segera dibawa ke rumah sakit, sementara satu lainnya masih dicari.
Bagi kota Clairton, yang berjarak sekitar 32 kilometer dari Pittsburgh, insiden ini bukan sekadar bencana industri, melainkan pukulan bagi sendi perekonomian lokal. Selama beberapa dekade terakhir, penutupan pabrik-pabrik baja sudah menggerus mata pencaharian warga. Kehilangan fungsi salah satu fasilitas terbesar ini dikhawatirkan memperburuk kondisi ekonomi dan mempengaruhi ratusan keluarga pekerja.
Wali Kota Clairton menyebut peristiwa ini sebagai “salah satu yang paling mengerikan dalam sejarah kota” dan menegaskan perlunya dukungan sosial, bantuan pemerintah, serta perhatian khusus terhadap pemulihan korban dan keluarganya.
Selain korban manusia, perhatian juga tertuju pada kualitas udara pasca ledakan. Pemeriksaan awal menunjukkan kadar sulfur dioksida masih dalam batas aman, tetapi pengawasan ketat tetap dilakukan. Warga yang tinggal dalam radius satu mil diminta tetap di dalam rumah, menutup rapat pintu-jendela, dan mengatur ventilasi untuk mencegah paparan udara berbahaya.
Masyarakat diingatkan untuk tidak mengabaikan potensi risiko kesehatan jangka panjang, terutama di daerah industri padat polusi.
Insiden ini kembali menegaskan pentingnya penerapan standar keselamatan di industri berisiko tinggi. Investigasi akan mencakup analisis prosedur keselamatan yang berlaku di pabrik, dengan harapan mampu mencegah kejadian serupa. Selain itu, dukungan psikologis akan diberikan bagi pekerja yang mengalami trauma akibat peristiwa tersebut.
Ledakan Clairton menjadi pengingat pahit bahwa keamanan kerja dan kesiapsiagaan darurat bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan garis pertahanan terakhir untuk melindungi nyawa. []
Diyan Febriana Citra.