JAKARTA — Kesigapan petugas pemadam kebakaran Jakarta Timur (Damkar Jaktim) kembali diuji saat insiden kebakaran melanda kawasan padat permukiman di dekat Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, pada Jumat dini hari, 4 Juli 2025. Peristiwa tersebut menghanguskan lima rumah warga sebelum api berhasil dijinakkan petugas.
“Iya benar kebakaran, lumayan besar, ada 5 rumah,” ujar Wawan, petugas Damkar Jakarta Timur, saat dihubungi awak media pada Jumat (04/07/2025).
Laporan pertama mengenai kebakaran masuk ke pos pemadam pada pukul 01.07 WIB. Menyadari potensi meluasnya api, petugas langsung mengerahkan 14 unit mobil pemadam kebakaran ke lokasi kejadian. Tindakan cepat ini terbukti krusial dalam mencegah penyebaran api ke area yang lebih luas.
“Tadi masuk laporan 01.07 WIB, 14 unit dikirim,” ungkap Wawan.
Setelah berjuang memadamkan kobaran api selama lebih dari satu jam, petugas akhirnya berhasil mengendalikan situasi pada sekitar pukul 02.24 WIB. Belum ada informasi resmi mengenai penyebab awal kebakaran. Namun menurut laporan warga, api terlihat tiba-tiba membesar tanpa ada indikasi sebelumnya.
“Penyebab belum diketahui, tapi tiba-tiba api membesar, selesai baru aja sekitar pukul 02.24 WIB,” tambah Wawan.
Meskipun tidak ada laporan korban jiwa sejauh ini, dampak material dari kebakaran ini cukup signifikan. Lima rumah dilaporkan hangus terbakar, dan sejumlah keluarga terpaksa mengungsi sementara. Kejadian ini menambah daftar panjang insiden kebakaran yang terjadi selama musim kemarau, terutama di wilayah padat penduduk yang umumnya memiliki infrastruktur kelistrikan dan keamanan bangunan yang terbatas.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama di musim kering yang meningkatkan risiko terjadinya kebakaran. Pemerintah daerah dan Damkar Jaktim juga terus menggiatkan edukasi kepada warga terkait langkah pencegahan dan penanganan awal kebakaran.
Kebakaran di sekitar PGC ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya kesiapan menghadapi bencana. Respons cepat petugas dan kerja sama masyarakat setempat menjadi kunci dalam meminimalisasi kerugian lebih besar. []
Diyan Febriana Citra.