GORIZIA – Hujan ekstrem kembali menimbulkan bencana di Eropa Selatan. Di wilayah timur laut Italia, longsor yang terjadi pada Senin (17/11/2025) tidak hanya merusak sejumlah rumah, tetapi juga merenggut nyawa dua orang. Otoritas setempat menyebut musibah tersebut sebagai salah satu yang paling merusak dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena terjadi di kawasan permukiman yang selama ini dianggap relatif aman dari potensi tanah bergerak.
Peristiwa itu berlangsung di Brazzano, kawasan kecil di Kota Cormons, Provinsi Gorizia. Daerah yang berada dekat perbatasan Slovenia tersebut dilanda hujan deras sejak akhir pekan, memicu limpasan air besar dan banjir tiba-tiba. Dari laporan AFP, jalanan berubah menjadi aliran lumpur, sementara sejumlah bangunan mengalami kerusakan berat akibat dorongan material tanah yang meluncur dari perbukitan.
Tim pemadam kebakaran yang tergabung dalam operasi penyelamatan menemukan dua jenazah pada hari yang sama. Informasi itu disampaikan seorang juru bicara dinas pemadam kebakaran nasional pada Senin malam. Ia menjelaskan bahwa jenazah perempuan ditemukan terakhir, menyusul keberhasilan petugas menemukan korban pertama di bawah puing-puing rumah yang ambruk.
Media Italia memberitakan bahwa korban pertama merupakan pria berkewarganegaraan Jerman berusia 32 tahun. Ia tengah berada di lokasi untuk menjenguk seorang wanita lanjut usia ketika bencana menghantam. Perempuan berusia 83 tahun tersebut kemudian ditemukan sebagai korban kedua. Kedua rumah yang mereka tempati berada di jalur longsor yang paling parah terdampak.
Wali Kota Cormons, Roberto Felcaro, menegaskan bahwa curah hujan ekstrem menjadi pemicu utama pergerakan tanah tersebut. Ia menyebut sekitar 260 milimeter hujan turun hanya dalam kurun waktu delapan jam angka yang dianggap tidak wajar untuk kawasan itu. Melalui sebuah video di media sosial, Felcaro menjelaskan betapa besar dampak hujan tersebut. “(Menyebabkan) kerusakan serius dan masalah di seluruh wilayah kami,” ujarnya.
Ia juga menggambarkan situasi lapangan yang dipenuhi aparat dan tenaga penyelamat. “Ada kehadiran besar aparat penegak hukum, petugas pemadam kebakaran, dan badan perlindungan sipil yang bekerja tanpa lelah,” sambungnya. Upaya pencarian dan penyelamatan dilakukan dengan hati-hati mengingat kondisi tanah yang masih labil.
Sebelum dua jenazah ditemukan, tim penyelamat sempat mengevakuasi seorang pria dari bawah reruntuhan rumah. Ia selamat meski mengalami patah kaki dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Petugas mengatakan korban tersebut beruntung karena posisi tubuhnya terjepit pada ruang kecil yang tak sepenuhnya tertimbun tanah.
Bencana ini kembali memicu peringatan mengenai meningkatnya risiko geologis akibat perubahan iklim, terutama di wilayah perbukitan Italia yang rentan terhadap hujan intensitas tinggi. Pemerintah daerah menyerukan kewaspadaan warga dan melakukan evaluasi struktur permukiman untuk mengantisipasi potensi longsor susulan. []
Diyan Febriana Citra.

