Lonjakan Harga Batu Bara Sepekan, Penyebabnya Bukan China

Lonjakan Harga Batu Bara Sepekan, Penyebabnya Bukan China

JAKARTA — Harga batu bara global mencatatkan penguatan signifikan selama sepekan terakhir, meskipun permintaan dari pasar terbesar dunia, yakni China, tengah melemah. Berdasarkan data perdagangan Jumat (20/6/2025), harga batu bara tercatat stabil di level US$112,25 per ton, namun secara mingguan mencatatkan kenaikan sebesar 3,03%.

Kinerja positif ini dinilai cukup mengejutkan di tengah tren penurunan impor batu bara dari China, khususnya dari Indonesia. Data bea cukai China menunjukkan, impor batu bara Negeri Tirai Bambu dari Indonesia pada Mei 2025 turun drastis hingga 26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni hanya mencapai 12,48 juta ton.

Penurunan juga terjadi pada pasokan dari Rusia yang merosot 9% menjadi 8,25 juta ton. Sebaliknya, impor dari Australia justru mengalami rebound dengan kenaikan tahunan sebesar 11% menjadi 7,46 juta ton, atau naik 7,1% dari bulan sebelumnya.

Secara keseluruhan, impor batu bara China dari berbagai negara pada Mei 2025 turun 18% secara tahunan. Hal ini disebabkan oleh pergeseran preferensi pembeli ke batu bara domestik yang dinilai lebih murah dan lebih mudah diakses.

Namun, tekanan dari sisi permintaan tersebut berhasil diimbangi oleh sentimen positif yang datang dari India. Perusahaan tambang milik negara India, Central Coalfields Ltd (CCL) — anak usaha Coal India — mengumumkan rencana ekspansi signifikan yang diharapkan bisa mengangkat prospek pasar batu bara global.

CCL mengungkapkan akan membuka dua tambang baru pada tahun fiskal ini. Tambang Kotre Basantpur yang memproduksi batu bara kokas ditargetkan mulai beroperasi pada Oktober dengan kapasitas maksimum lima juta ton per tahun. Sementara proyek tambang terbuka Chandragupt yang menghasilkan batu bara non-kokas, akan menyusul berproduksi pada Maret 2026 dengan kapasitas hingga 15 juta ton per tahun.

CCL sendiri telah mencetak rekor produksi sepanjang sejarahnya pada tahun anggaran 2025, yakni 87,5 juta ton. Perusahaan menargetkan peningkatan kapasitas hingga 150 juta ton pada 2030, dan tengah menyiapkan berbagai strategi guna mencapai ambisi tersebut, termasuk pembangunan empat pabrik pencucian batu bara baru dengan kapasitas gabungan sekitar 14 juta ton dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Pabrik pencucian batu bara memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas batu bara mentah dengan menghilangkan material pengotor seperti abu dan batu. Batu bara berkualitas tinggi ini sangat dibutuhkan untuk industri pembangkit listrik dan manufaktur baja.

Dengan perkembangan positif dari India ini, para analis menilai harga batu bara global berpotensi tetap bertahan di zona hijau dalam jangka pendek, kendati permintaan dari China mengalami perlambatan.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional