Menlu: Hilirisasi Indonesia Harus Selaras dengan Prinsip ESG

Menlu: Hilirisasi Indonesia Harus Selaras dengan Prinsip ESG

JAKARTA — Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk memastikan proses hilirisasi sumber daya alam berjalan berkelanjutan dengan menempatkan prinsip keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan tata kelola yang baik sebagai fondasi utama.

Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyatakan, hilirisasi tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga harus menjadi sarana pemerataan manfaat bagi masyarakat luas.

“Oleh karena itu, Indonesia mendorong kerangka kerja investasi yang selaras dengan prinsip-prinsip ESG, untuk memastikan bahwa pertumbuhan memberikan manfaat nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Sugiono dalam sambutan virtual pada hari kedua Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025 di Jakarta, Sabtu (11/10/2025).

Dalam forum tersebut, Sugiono menekankan pentingnya investasi yang inklusif dan bertanggung jawab sebagai kunci agar hilirisasi tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan kontribusi bagi kesejahteraan sosial serta pelestarian lingkungan.

Ia menambahkan, dunia saat ini tengah menghadapi tantangan serius dalam menciptakan rantai pasok global yang berkeadilan. Karena itu, Indonesia menyerukan peningkatan kolaborasi internasional dalam memperkuat rantai nilai melalui investasi hilir yang berkelanjutan, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas industri lokal.

“Perdagangan dan investasi harus bersifat adil, inklusif, serta memberikan akses yang setara terhadap pasar dan pembiayaan,” kata Sugiono.

Dalam konteks itu, ia menyoroti peran penting negara berkembang untuk memimpin penerapan standar keberlanjutan global.

“Negara-negara berkembang perlu menjadi pelopor dalam menetapkan standar keberlanjutan agar mineral dari negara-negara berkembang diakui secara global,” ujarnya.

Sugiono juga menegaskan bahwa Indonesia mendorong ekonomi sirkular, terutama melalui praktik daur ulang dan pengurangan limbah sebagai bagian integral dari kebijakan hilirisasi.

Di sisi lain, ia mengingatkan agar transisi energi global tidak memperlebar kesenjangan antara negara kaya teknologi dan negara kaya sumber daya.

“Kami juga percaya bahwa transisi energi tidak boleh memperdalam ketimpangan antara yang kaya sumber daya dan yang kaya teknologi,” tegasnya.

Lebih jauh, Sugiono menyampaikan kesiapan Indonesia untuk menjadi jembatan penghubung antara negara maju dan berkembang dalam mewujudkan transisi energi yang adil dan setara.

“Indonesia siap menjadi jembatan antara negara maju dan negara berkembang, antara teknologi dan sumber daya, antara ambisi dan tindakan, dan sebagai mitra dalam membangun solusi nyata,” tutupnya. []

Diyan Febriana Citra.

Nasional