JAKARTA – Kehadiran Direktur Jenderal Teknologi Pemerintah Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo dan Digital), Mira Tayyiba, di Istana Kepresidenan pada Rabu (17/09/2025) menambah kuat spekulasi publik soal perombakan Kabinet Merah Putih. Kedatangannya yang bertepatan dengan agenda pelantikan menteri dan wakil menteri baru membuat nama Mira masuk dalam radar pergantian kabinet.
Mira tiba di halaman Istana sekitar pukul 13.16 WIB dengan mengenakan setelan jas biru senada. Hujan deras yang mengguyur kawasan Jakarta siang itu tidak menghalangi langkahnya. Sejumlah staf terlihat sigap memayungi Mira hingga ia masuk ke kompleks Istana. Meski demikian, hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai posisi apa yang akan diembannya dalam jajaran kabinet.
Sosok Mira tidak asing dalam lingkaran birokrasi. Lahir pada 1 November 1972, ia mengawali karier sebagai Kepala Subdirektorat Pos, Telekomunikasi, dan Informatika di Kementerian PPN/Bappenas. Kiprahnya berlanjut pada 2020 ketika ia dipercaya sebagai Staf Ahli Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan Sumber Daya Manusia di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Jabatan tersebut semakin meneguhkan perannya sebagai figur penting di balik agenda transformasi digital nasional.
Seiring pembentukan Kementerian Kominfo dan Digital, Mira menduduki posisi strategis sebagai Sekretaris Jenderal. Dari kursi itulah ia dikenal mendorong percepatan digitalisasi layanan publik. Ia menekankan integrasi teknologi di berbagai sektor pemerintahan, mulai dari administrasi, pelayanan kesehatan, hingga pendidikan. Kiprahnya sering disebut berperan memperkuat pondasi digital yang kini menjadi tulang punggung tata kelola pemerintahan modern.
Di Istana, Mira bukan satu-satunya pejabat yang hadir. Beberapa tokoh lain yang disebut dalam bursa reshuffle, seperti mantan Wakapolri Komjen (Purn) Ahmad Dofiri dan Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan LKPP, Sarah Sadiqa, juga terlihat lebih dulu tiba. Kehadiran mereka menambah tanda tanya publik mengenai arah perombakan kabinet.
Suasana Istana siang itu kian dramatis ketika hujan lebat mengguyur halaman menjelang acara pelantikan menteri dan wakil menteri. Hujan seolah menjadi latar simbolis atas situasi politik yang tengah dinamis, di mana publik menunggu kepastian siapa saja yang akan menempati kursi strategis pemerintahan.
Meski belum ada kepastian resmi, kehadiran Mira di Istana menegaskan posisinya sebagai salah satu figur kunci dalam lanskap politik dan teknologi Indonesia. Pengalaman panjangnya di birokrasi dan kontribusi nyata dalam transformasi digital membuat namanya diperhitungkan. []
Diyan Febriana Citra.