Museum Kayu Tuah Himba, Ruang Belajar Budaya dan Konservasi Alam

Museum Kayu Tuah Himba, Ruang Belajar Budaya dan Konservasi Alam

PARLEMENTARIA — Di tengah arus modernisasi yang kian deras, upaya menjaga nilai-nilai budaya dan kelestarian lingkungan menjadi tantangan besar. Di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Museum Kayu Tuah Himba hadir bukan hanya sebagai tempat penyimpanan artefak sejarah kehutanan, tetapi juga sebagai penghubung antargenerasi dalam merawat warisan leluhur.

Museum yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar ini menyimpan beragam jenis kayu khas Kalimantan seperti ulin, bengkirai, dan meranti. Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menjumpai alat tradisional peninggalan masyarakat lokal yang dahulu digunakan untuk mengelola hutan secara lestari. Lebih dari sekadar koleksi, benda-benda tersebut menjadi media pengingat akan kearifan lokal yang menyatu erat dengan identitas masyarakat Kutai.

Pamong Budaya Ahli Muda Cagar Budaya dan Permuseuman Disdikbud Kukar, M. Saidar, menyatakan bahwa museum ini memiliki fungsi edukatif yang kuat dan sangat relevan bagi generasi muda. “Museum ini menyajikan informasi tentang jenis-jenis kayu khas Kalimantan, sejarah kehutanan, serta berbagai warisan budaya yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat lokal,” ujarnya, Rabu (25/06/2025).

Melalui pendekatan pembelajaran langsung, museum ini memberi ruang kepada pelajar untuk memahami pentingnya menjaga alam dan mengenali identitas budaya daerah mereka. “Dengan melihat langsung benda-benda koleksi museum, mereka bisa lebih memahami pentingnya menjaga hutan serta mengenali identitas budaya daerahnya sendiri,” imbuh Saidar.

Disdikbud Kukar juga aktif mendorong pemanfaatan museum ini dalam proses pendidikan. Workshop kerajinan kayu, pemutaran film dokumenter, serta kunjungan terpandu rutin digelar. Program ini dirancang tidak hanya untuk menambah pengetahuan, tetapi juga menanamkan kepedulian terhadap isu pelestarian sejak usia dini.

“Harapan kami, Museum Kayu Tuah Himba bisa menjadi jendela pengetahuan bagi pelajar dan generasi muda Kukar. Ini juga bagian dari upaya kita melestarikan budaya lokal sekaligus mengedukasi pentingnya menjaga lingkungan,” ujar Saidar.

Kini, kunjungan ke museum mulai dimasukkan dalam program pembelajaran di berbagai sekolah, sejalan dengan semangat kurikulum merdeka belajar. Kolaborasi antara Disdikbud Kukar dan sekolah-sekolah terus diperkuat agar museum ini semakin optimal dalam perannya sebagai pusat pembelajaran budaya dan lingkungan.

Dalam lanskap pendidikan masa kini, Museum Kayu Tuah Himba menjadi simbol bahwa pelestarian nilai luhur tidak boleh putus oleh waktu. Di ruang museum yang tenang, generasi muda diajak menyelami masa lalu untuk menyiapkan masa depan yang lebih arif terhadap alam dan budaya. []

Penulis: Eko Sulistiyo | Penyunting: Agnes Wiguna

Advertorial Disdikbud Kukar