MOSKOW – Ketegangan baru mencuat di kawasan Baltik setelah Pemerintah Estonia menuding tiga jet tempur Rusia jenis MiG-31 memasuki wilayah udaranya pada Jumat (19/09/2025). Klaim ini segera dibantah oleh Kementerian Pertahanan Rusia yang menegaskan penerbangan dilakukan sesuai aturan internasional tanpa melanggar batas negara lain.
Dalam keterangannya, Kemhan Rusia menyebutkan bahwa tiga MiG-31 tersebut tengah menjalani penerbangan terjadwal dari Karelia menuju pangkalan udara Kaliningrad.
“Pada 19 September 2025, tiga jet tempur MiG-31 Rusia menyelesaikan penerbangan terjadwal dari Karelia menuju pangkalan udara di Wilayah Kaliningrad. Penerbangan tersebut dilakukan dengan mematuhi peraturan wilayah udara internasional secara ketat, sebagaimana dikonfirmasi pemantauan yang objektif,” bunyi pernyataan resmi, Sabtu (20/09/2025).
Kemhan menegaskan, rute penerbangan berada di atas perairan netral Laut Baltik dan berjarak lebih dari 3 kilometer dari Pulau Vaindloo, salah satu titik terdekat Estonia.
“Selama penerbangan, pesawat Rusia tidak menyimpang dari rute udara yang disepakati dan tidak melanggar wilayah udara Estonia. Rute penerbangan pesawat berada di atas perairan netral Laut Baltik, lebih dari 3 km dari Pulau Vaindloo,” demikian lanjutan pernyataan.
Namun, Perdana Menteri Estonia Kristen Michal menegaskan pihaknya memiliki catatan radar yang menunjukkan adanya pelanggaran selama 12 menit. “Pelanggaran seperti itu sama sekali tidak dapat diterima,” tegas Michal.
Sebagai langkah responsif, NATO segera mengerahkan pesawat tempur untuk melakukan identifikasi dan memaksa jet Rusia mundur. Tindakan ini menjadi sinyal kesiapan NATO menghadapi kemungkinan pelanggaran lebih lanjut di kawasan Baltik yang memang sensitif secara geopolitik.
Michal juga mengisyaratkan bahwa pemerintahannya akan mengajukan Pasal 4 dalam Perjanjian NATO. Mekanisme tersebut memungkinkan negara anggota melakukan konsultasi darurat jika integritas teritorial atau keamanannya dianggap terancam. Langkah ini berpotensi memperluas keterlibatan NATO dalam merespons aktivitas militer Rusia di dekat perbatasan Eropa Timur.
Ketegangan udara antara Rusia dan negara-negara Baltik bukan pertama kali terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah ini kerap menjadi arena saling tuduh soal pelanggaran wilayah. Estonia, Latvia, dan Lituania, yang semuanya anggota NATO, berkali-kali melaporkan insiden serupa. Sebaliknya, Rusia menilai tuduhan tersebut dilebih-lebihkan sebagai bagian dari strategi Barat untuk menekan Moskow.
Meski Rusia telah membantah, insiden ini berpotensi memperburuk hubungan yang sudah renggang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022. NATO kini disebut sedang menimbang langkah tambahan untuk memperkuat pengawasan di Laut Baltik, termasuk penempatan radar tambahan dan intensifikasi patroli udara.
Dengan pernyataan keras kedua belah pihak, insiden terbaru ini menunjukkan bahwa Baltik tetap menjadi salah satu titik rawan konfrontasi langsung antara Rusia dan aliansi NATO. []
Diyan Febriana Citra.