Nekat Terobos Palang, Pengendara Tewas Dihantam Kereta

Nekat Terobos Palang, Pengendara Tewas Dihantam Kereta

JAKARTA – Kecelakaan tragis kembali terjadi di lintasan rel kereta api. Seorang pengendara sepeda motor tewas seketika setelah tertabrak Commuter Line jurusan Tanah Abang–Palmerah pada Senin malam (21/07/2025), di kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Insiden ini menambah panjang daftar korban akibat kelalaian dalam mematuhi rambu dan palang pintu pelintasan kereta.

Korban diketahui bernama Warnata (46), warga asal Indramayu, Jawa Barat. Menurut kesaksian warga sekitar, peristiwa terjadi saat korban tengah melintas dari arah Tanah Abang menuju Petamburan. Sesampainya di pelintasan rel kereta swadaya, palang pintu sudah dalam posisi tertutup, pertanda bahwa kereta akan segera melintas. Namun korban justru nekat menerobos rintangan tersebut.

“Korban datang dari arah Tanah Abang menuju Petamburan. Saat tiba di pintu pelintasan kereta swadaya, palang pintu sudah tertutup, namun korban nekat menerobosnya,” ujar Adam, salah seorang saksi mata di lokasi kejadian.

Dalam hitungan detik, kereta Commuter Line yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Tanah Abang menghantam sepeda motor korban. Tubuh korban dan kendaraannya terpental hingga sejauh 50 meter dari titik benturan. Sepeda motor yang dikendarai korban tampak ringsek total, memperlihatkan kerasnya tabrakan tersebut.

Petugas dari Polres Metro Jakarta Pusat yang tiba di lokasi segera melakukan olah tempat kejadian perkara serta mengamankan barang-barang milik korban. Jasad korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk proses identifikasi dan autopsi.

Kepolisian juga menyita sepeda motor serta barang-barang pribadi korban sebagai barang bukti. Hingga saat ini, belum ada informasi lanjutan terkait keluarga korban.

Tragedi ini kembali menjadi peringatan keras bagi para pengguna jalan untuk selalu mematuhi rambu lalu lintas, terutama di pelintasan kereta api. Dalam banyak kasus kecelakaan di pelintasan sebidang, faktor utama penyebab insiden adalah perilaku nekat dan kurangnya kesadaran pengendara terhadap pentingnya keselamatan.

Di sejumlah titik di Jakarta dan sekitarnya, masih banyak pelintasan kereta yang dijaga secara swadaya oleh warga, tanpa sistem otomatis yang memadai. Kondisi ini menuntut perhatian lebih dari pemerintah dan PT KAI untuk memperkuat sistem pengamanan, baik melalui teknologi maupun edukasi kepada masyarakat.

Selain itu, budaya disiplin berlalu lintas harus ditanamkan lebih dalam, terutama terkait pelanggaran di perlintasan kereta api yang berisiko tinggi. Sebab, satu kelalaian kecil saja bisa berujung pada kehilangan nyawa. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Nasional