Ojol URC Bergerak Siap Gelar Konvoi Damai di Jakarta

Ojol URC Bergerak Siap Gelar Konvoi Damai di Jakarta

JAKARTA – Komunitas pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Unit Reaksi Cepat (URC) Bergerak menyatakan siap menggelar aksi konvoi damai di Jakarta pada Selasa (02/09/2025). Aksi yang dijadwalkan berlangsung mulai pukul 14.00 WIB itu akan melintasi sejumlah titik strategis yang mereka sebut sebagai zona merah.

Humas URC Bergerak, Erna, menegaskan konvoi ini dilakukan sebagai bentuk ekspresi damai para pengemudi ojol. Menurutnya, aksi akan diawali dari titik kumpul di area parkir IRTI Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, sebelum bergerak melewati sejumlah lokasi penting di ibu kota.

“Iya, jadi (menggelar) aksi konvoi damai,” ujar Erna saat dikonfirmasi pada Selasa siang.

Erna menjelaskan, ada tujuh titik yang akan dilalui para peserta aksi. Rute konvoi dimulai dari Monas menuju Mako Brimob Kwitang, lalu berlanjut ke Polres Jakarta Pusat, Kodim Kemayoran, Polres Jakarta Utara, Polres Jakarta Timur, dan kembali ke Monas sebagai titik akhir. Deretan lokasi itu disebut sebagai zona merah karena menjadi pusat konsentrasi aparat keamanan dan memiliki potensi situasi dinamis saat aksi berlangsung.

Meski telah memastikan rute, Erna tidak merinci jumlah peserta yang akan ikut serta dalam konvoi damai ini. Ia menekankan bahwa aksi ini tidak dimaksudkan untuk memicu ketegangan, melainkan menegaskan sikap solidaritas komunitas ojol terhadap berbagai isu sosial yang mereka anggap penting.

Rencana konvoi ojol ini muncul di tengah meningkatnya dinamika politik dan sosial di Jakarta dalam beberapa pekan terakhir. Berbagai kelompok masyarakat, mulai dari mahasiswa hingga organisasi masyarakat sipil, turut menyuarakan aspirasi mereka melalui demonstrasi damai. Kehadiran komunitas ojol dalam arus gerakan ini menjadi catatan penting, mengingat mereka adalah bagian dari sektor informal yang selama ini berperan besar dalam roda perekonomian perkotaan.

Pengamat menilai, aksi konvoi damai yang digagas URC Bergerak dapat menjadi simbol bahwa ruang demokrasi masih terbuka bagi masyarakat luas. Namun, aksi semacam ini juga menuntut kesiapan aparat keamanan dalam menjaga ketertiban lalu lintas sekaligus memastikan agar aspirasi yang disampaikan tetap berjalan tertib dan damai.

Sejauh ini, pihak kepolisian belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait pengaturan lalu lintas atau pengamanan tambahan untuk mengantisipasi potensi kepadatan di jalur yang akan dilalui. Namun, publik berharap agar aksi ini dapat berlangsung sesuai rencana, tanpa insiden yang merugikan semua pihak. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Nasional