Ong Beng Seng Akui Bersalah di Kasus Gratifikasi

Ong Beng Seng Akui Bersalah di Kasus Gratifikasi

SINGAPURA — Negara yang selama ini dikenal sebagai salah satu pemerintahan paling bersih di dunia kini tengah menghadapi ujian berat. Skandal korupsi yang menyeret mantan Menteri Perhubungan Singapura, Subramaniam Iswaran, serta miliarder pemilik jaringan hotel ternama, Ong Beng Seng, mencoreng reputasi lama negara kota itu sebagai simbol integritas birokrasi.

Dalam sidang yang digelar pada Senin (04/08/2025), Ong Beng Seng resmi mengaku bersalah atas dakwaan menghalangi proses hukum dan memberi hadiah mewah kepada pejabat negara saat menjalankan tugas resmi. Sidang vonis atas kasus ini akan digelar pada 15 Agustus 2025.

Ong diketahui memberikan berbagai fasilitas mewah kepada Iswaran, termasuk penerbangan dengan jet pribadi, akomodasi hotel, dan akses ke konser serta ajang balap F1. Salah satu perjalanan tercatat terjadi pada Desember 2022 ketika Iswaran diundang ke Qatar dengan seluruh biaya ditanggung Ong.

“Menurut informasi, Iswaran meminta agar ia tiba di Singapura pada tanggal tertentu dan Ong mengatur penerbangan pulang menggunakan maskapai komersial,” tulis laporan tersebut. Ong disebut baru menagih ongkos penerbangan sebesar 5.700 dolar Singapura (sekitar Rp 72 juta) setelah penyelidikan biro antikorupsi dimulai.

Jaksa menilai bahwa Ong turut membantu Iswaran menyusun narasi agar biaya tersebut tampak bukan sebagai gratifikasi. Ia pun didakwa turut bersekongkol menyembunyikan bukti dan menghalangi penyelidikan. Meski ancaman hukuman mencapai tujuh tahun penjara, kondisi kesehatan Ong yang mengidap kanker sumsum tulang langka membuat jaksa dan kuasa hukum sepakat bahwa hukuman berupa denda menjadi pilihan yang lebih layak.

“Ong berperan dalam upaya menutupi jejak Iswaran, tetapi tingkat kesalahannya jauh lebih kecil dibandingkan sang mantan menteri,” ujar jaksa.

Dari dokumen dakwaan, Iswaran disebut menerima hadiah senilai lebih dari 403.000 dolar Singapura atau sekitar Rp 5,1 miliar. Gratifikasi itu mencakup tiket konser, akomodasi mewah, tiket F1, hingga penerbangan eksklusif. Saat pelanggaran terjadi, Iswaran masih menjabat sebagai kepala negosiator utama Singapura dalam urusan Formula 1 dan anggota komite pengarah ajang tersebut.

Ong Beng Seng sendiri adalah sosok penting dalam dunia olahraga dan properti di Singapura. Melalui perusahaannya, Hotel Properties Limited (HPL), ia berhasil membawa ajang Grand Prix F1 ke kota tersebut. Namun, pengunduran dirinya dari jabatan direktur pelaksana HPL pada April lalu disebut dilakukan untuk fokus pada perawatan kesehatannya.

Skandal ini menjadi pukulan telak bagi Singapura. Dengan gaji pejabat yang termasuk tertinggi di dunia, sistem pemerintahan negara itu selama ini digadang sebagai model antikorupsi. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional Kasus