Paus Desak Gencatan Senjata Usai Gereja Gaza Diserang

Paus Desak Gencatan Senjata Usai Gereja Gaza Diserang

VATIKAN – Serangan militer Israel yang menghantam Gereja Keluarga Kudus di Jalur Gaza memunculkan gelombang kecaman baru dari berbagai pihak, termasuk dari pemimpin tertinggi umat Katolik dunia. Gereja yang selama ini menjadi satu-satunya tempat ibadah Katolik di Gaza sekaligus lokasi perlindungan ratusan warga sipil, kini menjadi sasaran dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas.

Paus Leo XIV, melalui telegram resmi yang dikirim pada Kamis (17/07/2025), menyerukan penghentian segera aksi militer di Jalur Gaza. Pesan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, dan berisi seruan agar jalan damai, rekonsiliasi, serta dialog kembali dihidupkan di kawasan yang terus diguncang kekerasan.

“Saya sangat sedih atas serangan terhadap paroki yang suci ini,” kata Paus Leo XIV, Jumat (18/07/2025).

Gereja Keluarga Kudus selama berbulan-bulan menjadi benteng perlindungan bagi lebih dari 500 pengungsi baik umat Kristiani maupun Muslim Palestina yang terusir dari rumah mereka akibat gempuran udara dan darat. Serangan ini bukan hanya menimbulkan kerusakan fisik, tetapi juga mengguncang solidaritas lintas agama yang selama ini tumbuh di Gaza.

Salah satu korban luka dalam insiden tersebut adalah Pastor Gabriel Romanelli, imam paroki yang dikenal karena dedikasinya dalam memberikan bantuan kemanusiaan. Ia mengalami cedera ringan di bagian kaki dan saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Al-Ahli, Gaza.

Melalui telegramnya, Paus menyampaikan keprihatinan langsung terhadap Pastor Romanelli dan menyatakan “kedekatan spiritualnya” kepada seluruh jemaat paroki yang terdampak.

“Mempercayakan jiwa-jiwa mereka yang telah meninggal kepada belas kasih Tuhan Yang Mahakuasa,” tulis Paus, sembari berdoa untuk kesembuhan mereka yang terluka dan keteguhan hati keluarga korban.

Serangan ini menambah panjang daftar tempat ibadah yang rusak dalam konflik Gaza sejak Oktober 2023. Sebelumnya, dua gereja lain Gereja Baptis dan Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius, salah satu gereja tertua di dunia juga mengalami kerusakan akibat serangan bom.

Kecaman internasional terus bergema seiring meningkatnya jumlah korban sipil. Hingga pertengahan Juli 2025, hampir 58.600 warga Palestina dilaporkan tewas, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Di tengah tragedi kemanusiaan ini, komunitas internasional terus menyerukan akuntabilitas dan penghentian kekerasan.

Israel sejauh ini tetap bergeming terhadap berbagai tuntutan gencatan senjata. Sementara itu, proses hukum terhadap petinggi negara tersebut masih berjalan di tingkat internasional. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, terkait dugaan kejahatan perang. Selain itu, Mahkamah Internasional (ICJ) juga tengah mengkaji tuduhan genosida terhadap warga Gaza.

Paus Leo XIV menjadi salah satu pemimpin dunia yang secara konsisten bersuara atas penderitaan warga sipil dalam konflik ini. Seruannya bukan hanya ditujukan kepada pihak bertikai, melainkan juga kepada komunitas internasional agar mengedepankan prinsip kemanusiaan dalam menyikapi krisis yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional