INDIANAPOLIS – Paus Leo XIV kembali menyoroti penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) di kalangan pelajar. Dalam pertemuan virtual yang ditujukan kepada sekitar 15.000 pemuda Amerika Serikat di sebuah konferensi pemuda Katolik nasional di Indianapolis, Indiana, Paus mengingatkan agar AI tidak dijadikan jalan pintas untuk menyelesaikan tugas sekolah. Pesan tersebut muncul ketika semakin banyak pelajar dunia memanfaatkan teknologi digital untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Melalui sesi tanya jawab yang digelar pada Jumat (21/11/2025) waktu setempat, Paus menyampaikan pesannya dalam video yang disiarkan langsung. Meski tampil secara jarak jauh, Paus Leo XIV tetap berbicara santai dan komunikatif dalam sesi berdurasi hampir 40 menit tersebut. Dalam kesempatan itu, ia menanggapi berbagai pertanyaan pemuda terkait iman Katolik, pergaulan di sekolah, hingga isu-isu sosial yang berkembang.
“Menggunakan AI secara bertanggung jawab berarti menggunakannya dengan cara yang membantu Anda berkembang,” kata Paus dikutip dari Reuters, Sabtu (22/11/2025). Ucapan itu menjadi pengantar sebelum ia menegaskan bahwa teknologi tidak boleh dijadikan alat untuk menghindari proses belajar. “Jangan memintanya mengerjakan pekerjaan rumah Anda,” tambahnya.
Paus menekankan bahwa perkembangan teknologi harus selaras dengan pertumbuhan moral dan intelektual para pemuda. Menurutnya, kemampuan memahami materi pelajaran tetap bergantung pada usaha pribadi, bukan pada kecanggihan mesin. Ia mengingatkan, penggunaan AI yang tidak tepat justru dapat melemahkan kemampuan berpikir kritis.
Selain membahas pendidikan, Paus Leo XIV turut menyinggung isu politik, terutama terkait pandangannya mengenai inklusivitas dan perbedaan pandangan terhadap kebijakan anti-imigran era Donald Trump. Ia mengatakan Yesus menghendaki umat Kristen menjadi pembangun jembatan yang menghubungkan, bukan tembok yang memisahkan. Pernyataan tersebut merujuk pada salah satu kritik mendiang Paus Fransiskus terhadap kebijakan imigrasi yang pernah diagungkan Trump.
Meski demikian, Paus meminta kaum muda untuk tidak terjebak pada dikotomi politik dalam memaknai ajaran gereja. Ia mengingatkan bahwa iman tidak boleh dipersempit dalam kategori partisan mana pun.
“Harap berhati-hati untuk tidak menggunakan kategori politik untuk berbicara tentang iman, untuk berbicara tentang gereja,” pesan Leo kepada kaum muda. Ia menegaskan kembali independensi gereja dari kepentingan politik. “Gereja bukan milik partai politik mana pun,” katanya.
Paus menutup pesannya dengan ajakan agar para pemuda menjadikan gereja sebagai tempat untuk membentuk karakter dan kepekaan batin.
“Sebaliknya, gereja membantu membentuk hati nurani kalian agar kalian dapat berpikir dan bertindak dengan kebijaksanaan dan kasih,” pungkasnya. []
Diyan Febriana Citra.

