JAKARTA – Pemerintah Indonesia mulai merealisasikan target besar penyiapan tenaga kerja migran yang terampil dan berdaya saing global. Sebanyak 1.035 pekerja migran Indonesia (PMI) resmi diberangkatkan ke sejumlah negara tujuan utama, yakni Hongkong, Jepang, dan Taiwan. Pelepasan tersebut dilakukan oleh Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) dalam rangkaian peringatan Hari Pekerja Migran Internasional 2025 yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (18/12/2025).
Menteri P2MI Mukhtarudin menegaskan bahwa seluruh PMI yang diberangkatkan kali ini merupakan tenaga kerja terampil dan profesional. Mereka telah melalui proses seleksi serta pembekalan keterampilan sesuai dengan kebutuhan sektor kerja di negara tujuan.
“Dari total 1.035 pekerja migran yang dilepas, seluruhnya merupakan tenaga profesional yang akan bekerja di berbagai negara, seperti Hongkong, Jepang, dan Taiwan,” kata Menteri P2MI Mukhtarudin dalam agenda Hari Pekerja Migran Internasional 2025, di TMII, Jakarta Timur, Kamis (18/12/2025).
Mukhtarudin menjelaskan bahwa pelepasan ribuan PMI ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan menjadi penanda dimulainya program Quick Win Presiden Prabowo Subianto. Program tersebut menargetkan penyiapan 500.000 pekerja migran Indonesia yang memiliki keterampilan tinggi dan mampu bersaing di pasar kerja internasional.
“Peringatan ini menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah bertransformasi, baik secara kelembagaan maupun regulasi, dalam konteks pelindungan pekerja migran Indonesia,” kata dia.
Menurut Mukhtarudin, ratusan ribu PMI yang akan diberangkatkan secara bertahap ke depan seluruhnya diarahkan untuk mengisi sektor formal dan profesional. Kebijakan ini sekaligus menjadi upaya mengubah wajah pekerja migran Indonesia, dari sektor informal menuju sektor yang lebih terlindungi dan berpenghasilan lebih layak.
“Ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi,” tuturnya.
Ia menambahkan, kesiapan kompetensi menjadi kunci utama dalam penempatan PMI ke luar negeri. Oleh karena itu, pemerintah memastikan setiap calon pekerja migran memperoleh pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di negara tujuan.
“Target 500.000 ini seluruhnya sektor profesional. Semuanya akan melalui vokasi, disiapkan skill dan kompetensinya, ditempatkan di sektor dan negara yang sesuai. Jadi antara pelatihan, kompetensi, dan penempatan itu match,” katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar menilai pelepasan 1.035 PMI ini sebagai langkah awal yang strategis untuk mencapai target besar tersebut. Menurutnya, pemerintah tengah membangun ekosistem penempatan pekerja migran yang lebih terencana dan berkelanjutan.
“Ini adalah bagian dari langkah untuk mengejar target 500.000. Ini merupakan kick-off dari target 500.000 pekerja migran yang akan kita siapkan,” kata Muhaimin.
Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, menekankan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada penempatan tenaga kerja, tetapi juga memastikan perlindungan dan kesejahteraan para PMI. Ia menyebut, aspek keterampilan, kepastian pendapatan, serta jaminan pelindungan menjadi perhatian utama pemerintah.
“Agar pekerja migran yang diberangkatkan benar-benar sesuai standar global, mendapatkan penghasilan yang layak, dan terlindungi,” imbuhnya.
Melalui langkah ini, pemerintah berharap pekerja migran Indonesia dapat menjadi duta profesional bangsa di luar negeri, sekaligus berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga dan perekonomian nasional. Program penyiapan PMI terampil ini juga diharapkan mampu menekan praktik penempatan nonprosedural serta meningkatkan citra Indonesia di mata dunia internasional. []
Diyan Febriana Citra.

