JAKARTA – Pemerintah menyambut baik peresmian fasilitas niaga Liquefied Natural Gas (LNG) pertama di Bali yang dibangun oleh PT Wira Energi di wilayah Meliling, Kabupaten Tabanan. Fasilitas ini dipandang sebagai langkah strategis dalam mempercepat transisi menuju energi bersih sekaligus memperkuat ketahanan energi di tingkat daerah.
Pembangunan infrastruktur tersebut sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih. Selain itu, fasilitas ini juga mendukung target nasional untuk mencapai bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Laode Sulaeman, menilai LNG sebagai solusi transisi energi yang realistis, terutama karena menghasilkan emisi lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil lain.
“Saat ini, bauran energi EBT nasional baru mencapai sekitar 15 persen. Kita perlu percepatan. Pemanfaatan LNG dalam masa transisi ini sangat tepat karena lebih ramah lingkungan, harganya bersaing, dan fleksibel dalam penggunaan,” ujar Laode dalam keterangannya, Jumat (30/5/2025).
Senada, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Monitoring dan Evaluasi Infrastruktur Migas, Anggawira, mengatakan bahwa proyek ini memiliki nilai strategis bagi pengembangan energi di wilayah timur Indonesia.
“Indonesia memiliki cadangan gas bumi yang melimpah, tetapi distribusinya belum merata. Fasilitas LNG di Tabanan ini tidak hanya penting untuk Bali, tetapi juga dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun kemandirian energi berbasis gas bumi,” katanya.
• Dorong Penggunaan Energi Dalam Negeri
Fasilitas LNG tersebut dirancang sebagai pusat distribusi gas untuk kebutuhan sektor komersial dan industri, seperti hotel, restoran, rumah sakit, dan pabrik. Selama ini, sektor-sektor tersebut masih bergantung pada solar dan elpiji impor. Penggunaan LNG dalam negeri diharapkan dapat memperkuat struktur energi nasional agar lebih tangguh terhadap fluktuasi harga global.
PT Wira Energi juga mengusung inovasi teknologi dalam operasionalnya, termasuk sistem pengelolaan berbasis Internet of Things (IoT), seperti smart metering, microbulk, serta armada mobile refueling. Teknologi ini diklaim mampu meningkatkan efisiensi distribusi dan memberikan kenyamanan lebih bagi konsumen.
Pemerintah menyatakan akan terus mendorong pelaku usaha energi untuk mengembangkan infrastruktur serupa di wilayah lain.
“Kami mengajak para pelaku usaha energi untuk melakukan langkah-langkah inovatif serupa, tentu dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan, kualitas layanan, dan kepatuhan terhadap regulasi. Pemerintah pusat dan daerah akan mendukung penuh perluasan infrastruktur energi bersih di Indonesia,” tutup pernyataan Kementerian ESDM.
Dengan kehadiran fasilitas ini, Bali diharapkan dapat menjadi percontohan nasional dalam penerapan transisi energi yang terintegrasi, berkelanjutan, dan berbasis pada potensi energi dalam negeri.[]
Putri Aulia Maharani