Pemerintah Pantau Bencana di Berbagai Daerah, Termasuk Kalsel

Pemerintah Pantau Bencana di Berbagai Daerah, Termasuk Kalsel

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah pusat menegaskan bahwa perhatian terhadap penanganan bencana tidak hanya terfokus pada wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sejumlah daerah lain yang terdampak bencana alam juga terus dipantau secara intensif, termasuk wilayah Kalimantan Selatan yang beberapa hari terakhir dilanda banjir bandang. Hal ini disampaikan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dalam konferensi pers terkait pemulihan dan rencana strategis pascabencana menjelang akhir tahun.

Dalam keterangannya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/12/2025), Prasetyo menegaskan bahwa pemerintah berupaya memastikan seluruh wilayah terdampak mendapatkan perhatian dan penanganan yang memadai.

“Selain bencana di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, tapi juga pemerintah terus memonitor bencana-bencana di tempat yang lain, beberapa hari yang lalu terjadi bencana di di Kalimantan Selatan,” ujar Prasetyo.

Menurut Prasetyo, banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, berdampak pada sejumlah desa. Pemerintah pusat, kata dia, telah meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mempercepat langkah penanganan di lapangan, sekaligus memastikan pemantauan dilakukan secara berkelanjutan.

“Ada beberapa desa yang terdampak, kami juga sudah minta BNPB untuk juga untuk memonitor dan tentu saja kalau memerlukan penanganan-penanganan darurat, secepat-cepatnya,” katanya.

Banjir bandang tersebut dilaporkan melanda beberapa desa di Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Halong pada Sabtu (27/12/2025). Selain dua kecamatan tersebut, Kecamatan Awayan juga mengalami dampak banjir, meski dengan tingkat keparahan yang lebih ringan. Aparat keamanan dan pemerintah daerah setempat langsung bergerak melakukan peninjauan dan pendataan terhadap wilayah terdampak.

Kapolres Balangan AKBP Yulianor Abdi menyampaikan bahwa dampak paling berat terjadi di Kecamatan Tebing Tinggi. “Yang paling parah terjadi di Kecamatan Tebing Tinggi, tepatnya di Desa Juuh, Sungsum, dan Gunung Batu,” ujar Yulianor saat meninjau lokasi banjir. Ia menjelaskan bahwa sejumlah rumah warga mengalami kerusakan dengan kategori sedang hingga berat akibat terjangan air. Meski data resmi masih terus dihimpun, jumlah rumah terdampak diperkirakan mencapai ratusan unit.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Balangan mencatat dampak banjir cukup luas. Sedikitnya 10.949 jiwa terdampak, sementara 3.511 unit rumah dilaporkan terendam banjir. Peristiwa ini meluas ke 27 desa yang tersebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Balangan. Data tersebut menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk menetapkan langkah-langkah tanggap darurat.

Menanggapi situasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Balangan menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir hingga 3 Januari 2026. Penetapan status ini diharapkan dapat mempercepat mobilisasi sumber daya, termasuk bantuan logistik, layanan kesehatan, dan perbaikan infrastruktur dasar.

“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Balangan menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir hingga 3 Januari 2026,” kata Bupati Balangan Abdul Hadi saat meninjau lokasi terdampak pascasurut banjir di Kecamatan Tebing Tinggi, Minggu (28/12/2025).

Abdul Hadi juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah yang dialami warganya, khususnya di Kecamatan Tebing Tinggi dan Halong. Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus berupaya memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi, sekaligus mempersiapkan langkah pemulihan pascabencana. Pemerintah pusat menegaskan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan BNPB agar penanganan bencana di Kalimantan Selatan berjalan efektif, seiring dengan upaya penanggulangan bencana di wilayah lain di Indonesia. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Hotnews Nasional