Pemerintah Suriah dan Kurdi Sepakati Gencatan Senjata di Aleppo

Pemerintah Suriah dan Kurdi Sepakati Gencatan Senjata di Aleppo

ALEPPO — Ketegangan antara Pemerintah Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin kelompok Kurdi akhirnya mereda setelah kedua pihak sepakat memberlakukan gencatan senjata di Aleppo, Selasa (07/10/2025). Kesepakatan ini muncul menyusul rentetan bentrokan bersenjata yang menelan korban jiwa dan mengancam stabilitas di kota yang lama menjadi simbol perang Suriah.

Sebelum perjanjian tercapai, suasana Aleppo kembali memanas. Sedikitnya dua orang tewas akibat serangan di distrik Sheikh Maqsoud pada Senin (06/10/2025).

“Seorang anggota pasukan keamanan domestik tewas dan tiga lainnya luka-luka dalam serangan SDF di dekat Sheikh Maqsoud,” ungkap laporan Syrian News Channel. Serangan itu juga menewaskan seorang warga sipil.

Pemerintah Suriah menuding SDF bertanggung jawab atas pemboman di kawasan tersebut. Media pemerintah menyebut serangan dilakukan menggunakan senapan mesin dan mortir berat. Sebaliknya, SDF membantah tudingan itu. Mereka menegaskan bahwa justru faksi-faksi pro-Damaskus yang lebih dulu mengepung wilayah Kurdi di Aleppo dan mencoba menerobos dengan kendaraan lapis baja.

“Warga setempat mengangkat senjata untuk membantu Asayish mempertahankan distrik mereka,” ujar pernyataan resmi SDF.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), lembaga pemantau berbasis di Inggris, menyebut pasukan Pemerintah Suriah menggunakan drone bersenjata dalam serangan terhadap distrik Sheikh Maqsoud dan Ashrafieh.

“Komunikasi di kedua wilayah tersebut terputus dan daerah itu dikepung oleh bala bantuan militer Suriah,” kata SOHR kepada AFP.

Ketegangan ini menjadi yang terburuk sejak Presiden Bashar Al Assad terguling pada Desember 2024. Meski kini Aleppo berada di bawah otoritas baru, dua distrik yang mayoritas dihuni warga Kurdi tetap dikuasai oleh unit-unit SDF. Situasi ini membuat Aleppo menjadi wilayah paling rentan terhadap bentrokan antar faksi.

“Puluhan keluarga telah mengungsi dari distrik Sheikh Maqsoud dan Ashrafieh,” demikian laporan media pemerintah. Gubernur Aleppo, Azzam Al Gharib, mengimbau warga untuk tetap berada di rumah dan menjauh dari area pertempuran, sementara tim medis mengevakuasi korban luka ke rumah sakit setempat.

Hingga Selasa malam, belum ada rincian lebih lanjut terkait isi kesepakatan gencatan senjata. Namun, bagi warga Aleppo yang telah lama hidup di bawah bayang-bayang perang, perjanjian ini menjadi secercah harapan baru untuk kembali hidup dalam kedamaian. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional