JAKARTA – Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone, secara terbuka menyatakan ketertarikan negaranya untuk bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS. Hal itu ia ungkapkan dalam forum dialog bisnis Rusia–Laos yang menjadi bagian dari rangkaian Eastern Economic Forum (EEF) di Vladivostok, Jumat (05/09/2025).
“Kami tertarik menjadi anggota BRICS. Saat ini, kami sedang mempelajari isu tersebut,” ujar Siphandone, Sabtu (06/09/2025).
Menurut Siphandone, langkah menuju keanggotaan BRICS bukan sekadar pilihan ekonomi, melainkan juga strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi Laos di kawasan. Ia menegaskan bahwa aliansi BRICS semakin menunjukkan peran pentingnya dalam mengurangi ketergantungan negara-negara Global South terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan internasional.
“Sebelumnya hal ini terasa mustahil, tetapi berkat aliansi BRICS, kini mulai terwujud,” ucapnya.
Sebagai negara yang tidak memiliki akses laut dan berbatasan dengan Kamboja, Vietnam, serta Thailand, Laos melihat peluang untuk memperluas ruang gerak ekonominya melalui jejaring BRICS. Dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil namun terbatas karena faktor geografis, BRICS dianggap dapat membuka jalan bagi investasi baru, kerja sama perdagangan, serta peningkatan peran politik Laos di tingkat global.
Pernyataan Siphandone juga memiliki makna simbolis, mengingat ia menyampaikannya setelah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di sela EEF.
“Saya berterima kasih atas undangan untuk menghadiri Forum Ekonomi Timur yang ke-10 ini. Suatu kehormatan besar bagi saya kembali mengunjungi Rusia setelah hampir 38 tahun,” katanya.
Saat ini, Laos termasuk dalam 45 negara yang menyatakan minat bergabung dengan BRICS. Dari jumlah tersebut, 23 negara sudah mengajukan aplikasi resmi, sementara 22 lainnya baru menyampaikan niat politik tanpa pendaftaran formal.
Keputusan mengenai diterimanya Laos diperkirakan akan diumumkan pada akhir tahun 2025. BRICS sendiri terakhir kali memperluas keanggotaan pada Oktober 2023 dengan menerima empat anggota baru yang resmi bergabung mulai Januari 2024. Walau begitu, hingga kini belum ada pernyataan resmi mengenai gelombang ekspansi baru pada tahun ini.
Jika Laos berhasil diterima, hal itu akan memperkuat citra BRICS sebagai forum ekonomi yang semakin inklusif sekaligus memperluas pengaruhnya ke kawasan Asia Tenggara. Bagi Laos, keanggotaan tersebut bisa menjadi titik balik untuk keluar dari bayang-bayang ekonomi negara tetangga yang lebih besar serta memperkuat kedaulatan dalam menentukan arah pembangunan. []
Diyan Febriana Citra.