KUALA LUMPUR – Malaysia kembali menegaskan sikapnya dalam membela perjuangan kemanusiaan rakyat Palestina. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim secara aktif melakukan komunikasi dengan sejumlah pemimpin dunia untuk menuntut pembebasan relawan dan aktivis Global Sumud Flotilla yang ditahan otoritas Israel.
Dalam pernyataan resminya di Kuala Lumpur, Kamis (02/10/2025), Anwar menyampaikan dirinya telah melakukan kontak langsung dengan beberapa tokoh penting di kawasan Timur Tengah.
“Hingga sore ini, saya telah berdiskusi langsung dengan Perdana Menteri Qatar, Presiden Turki, dan Presiden Mesir untuk mendapatkan dukungan mereka dalam menuntut pembebasan segera para relawan dan aktivis Malaysia yang ditahan secara tidak adil,” ujar Anwar.
Langkah ini menunjukkan bagaimana Malaysia berusaha memaksimalkan diplomasi lintas negara untuk memperkuat tekanan terhadap Israel. Bagi Anwar, isu pembebasan relawan bukan hanya soal kepentingan nasional, melainkan juga prinsip solidaritas kemanusiaan global.
Selain berkomunikasi dengan Qatar, Turki, dan Mesir, Anwar juga menegaskan pihaknya menjalin koordinasi erat dengan sejumlah mitra internasional lain. Ia bahkan menyebut adanya komunikasi dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, guna mendesak intervensi segera. Langkah ini memperlihatkan upaya Malaysia untuk menggandeng kekuatan besar dunia dalam menekan Israel agar menghentikan penahanan yang dinilai tidak adil.
“Saya tegaskan kembali, dengan sekeras-kerasnya, bahwa kekejaman dan tindakan agresi yang dilakukan oleh rezim Israel harus segera dihentikan,” tegas Anwar.
Pemerintah Malaysia secara konsisten menolak tindakan Israel yang dianggap menghambat misi kemanusiaan di Gaza. Anwar menekankan, negaranya menuntut pembebasan tanpa syarat bagi seluruh relawan dan aktivis. Malaysia juga meminta akses kemanusiaan ke Gaza dibuka lebar agar bantuan bisa segera menjangkau masyarakat yang membutuhkan.
“Malaysia menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua tahanan, serta memastikan bantuan kemanusiaan dapat menjangkau rakyat Gaza dengan cepat dan tanpa hambatan,” ucapnya.
Bagi Malaysia, dukungan terhadap perjuangan Palestina bukan sekadar retorika politik. Negara itu telah lama menjadi salah satu suara paling lantang di Asia Tenggara dalam menyuarakan solidaritas untuk Gaza. Inisiatif diplomasi Anwar kali ini menegaskan bahwa isu kemanusiaan tetap menjadi prioritas utama dalam kebijakan luar negeri Malaysia.
Di tengah meningkatnya ketegangan kawasan, langkah diplomasi aktif Malaysia diharapkan mampu memberi tekanan tambahan terhadap Israel sekaligus membuka peluang tercapainya solusi kemanusiaan yang lebih cepat. []
Diyan Febriana Citra.