JAKARTA β Upaya penanganan bencana di sejumlah wilayah Sumatera terus diperkuat. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) kembali menambah kekuatan personel dan sarana pendukung guna memastikan proses penanganan darurat serta pemulihan pascabencana berjalan optimal. Sebanyak 237 personel tambahan beserta puluhan kendaraan operasional diberangkatkan pada Selasa (16/12/2025) malam melalui Dermaga 106 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Pengiriman personel dan peralatan tersebut merupakan bagian dari Operasi Aman Nusa II yang secara khusus difokuskan pada misi kemanusiaan. Operasi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat di wilayah terdampak bencana, terutama dalam kondisi darurat yang menuntut respons cepat dan terkoordinasi.
Asisten Utama Kapolri Bidang Operasi (Astamaops) Komjen Pol. Mohammad Fadil Imran menegaskan bahwa kehadiran Polri di lokasi bencana bukan sebatas formalitas institusional, melainkan bentuk nyata pengabdian negara kepada masyarakat.
“Polri hadir di lokasi bencana bukan sekadar simbolis. Kami benar-benar datang untuk membantu dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat di lapangan,β kata Komjen Fadil Imran dalam keterangannya, Rabu (17/12/2025).
Personel yang diberangkatkan terdiri atas unsur-unsur yang telah diseleksi sesuai kebutuhan lapangan. Dari total 237 personel, sebanyak 226 merupakan anggota Korps Brimob, didampingi dua perwira pendamping, empat pengemudi ambulans, serta lima personel Korps Polairud. Komposisi tersebut disiapkan untuk menghadapi berbagai tantangan, mulai dari medan banjir, akses wilayah terpencil, hingga kebutuhan pengamanan dan evakuasi warga.
Selain personel, Polri juga mengirimkan 75 unit kendaraan operasional. Armada tersebut mencakup ambulans, kendaraan logistik, dapur lapangan, sepeda motor trail, serta perahu amfibi atau swamp boat. Kendaraan amfibi menjadi salah satu sarana penting untuk menjangkau daerah yang masih terisolasi akibat genangan banjir dan rusaknya infrastruktur.
Bantuan tidak berhenti pada aspek personel dan kendaraan. Polri turut menyertakan logistik pendukung berupa tenda pengungsian, generator listrik (genset), sistem pengolahan air bersih atau water treatment system, serta bahan pangan siap saji yang dapat langsung digunakan oleh warga terdampak.
Untuk menjamin layanan kesehatan, tim medis dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri juga dikerahkan. Tim ini dilengkapi tenaga kesehatan serta ambulans untuk memberikan pertolongan medis bagi korban bencana, termasuk penanganan darurat dan layanan kesehatan lanjutan di lokasi pengungsian.
Menurut Fadil, pengiriman kali ini merupakan bentuk penebalan kekuatan dari personel Polri yang sebelumnya telah berada di wilayah terdampak. Hingga kini, total personel Polri yang tergelar di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai 10.999 orang.
“Seluruh personel akan bersinergi dengan unsur TNI, BNPB, Basarnas, serta relawan sipil,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peran Polri dalam operasi kemanusiaan tidak terbatas pada aspek pengamanan. Kehadiran aparat diharapkan mampu memberikan rasa aman, ketenangan psikologis, sekaligus solusi konkret atas persoalan yang dihadapi masyarakat. Seluruh personel juga diinstruksikan mengedepankan pendekatan humanis, solutif, dan kolaboratif.
βIni bukan operasi satu malam. Polri akan terus mengawal upaya pemulihan secara berkelanjutan hingga masyarakat dapat bangkit kembali,β tegasnya.
Dengan penguatan personel dan logistik ini, Polri berharap proses penanganan bencana di Sumatera dapat berjalan lebih efektif, terintegrasi, dan berorientasi pada pemulihan jangka panjang masyarakat terdampak. []
Diyan Febriana Citra.

