JAKARTA – Kawasan parkir di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, kembali menjadi sorotan publik setelah bentrokan antar-kelompok yang melibatkan sejumlah mata elang meninggalkan kerusakan di berbagai titik. Sejak Jumat (12/12/2025) pagi, petugas kepolisian memasang garis polisi untuk mengamankan area yang sebelumnya menjadi lokasi penganiayaan dan pembakaran.
Di sekitar titik ditemukannya dua mata elang yang tewas, garis polisi terulur dari tenda pedagang kaki lima (PKL) hingga ke batang pohon dan pembatas jalan. Kursi-kursi yang hancur masih berserakan, memperlihatkan jelas sisa ketegangan malam sebelumnya. Area kios yang dibakar pun tidak luput dari pemasangan garis polisi. Pecahan kaca, sisa tenda, gerobak, hingga sampah durian tampak memenuhi permukaan jalan bersama potongan besi yang hangus terbakar.
Mobil taksi listrik serta sepeda motor yang dibakar dalam kericuhan itu telah dievakuasi oleh petugas. Sementara itu, jajaran PPSU Kecamatan Kalibata mulai membersihkan puing-puing. Beberapa pemulung terlihat mengais barang yang masih bisa diselamatkan.
Di sisi kanan lokasi pengeroyokan, aparat mendirikan pos pengamanan gabungan yang diisi personel Brimob Polda Metro Jaya dan Direktorat Samapta. Sejumlah kendaraan taktis turut disiagakan. Pada pagi hari, situasi berangsur kondusif, dan arus lalu lintas di Jalan Raya Kalibata kembali dibuka sepenuhnya.
“Sampai saat ini sudah sangat normal. Tidak ada (pengalihan lalu lintas) lagi. Kami juga berharap tidak ada sampai terdampak aktivitas masyarakat,” ujar Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin.
Sebelumnya, dua pria yang diduga sebagai mata elang menjadi korban pengeroyokan pada Kamis (11/12/2025). Peristiwa itu berawal saat mereka menghentikan seorang pengendara sepeda motor. Lima orang yang berada dalam sebuah mobil di belakangnya turun untuk membantu pemotor tersebut.
“Nah, setelah diberhentiin, tiba-tiba pengguna mobil di belakangnya membantu,” kata Kapolsek Pancoran Kompol Mansur. Kedua mata elang itu kemudian dianiaya dan diseret ke tepi jalan. “Satu meninggal, satu lagi dalam keadaan koma,” ujar Mansur. Rekannya yang sempat kritis akhirnya juga meninggal saat menjalani perawatan di RS Budi Asih.
Kericuhan tidak berhenti di situ. Tiga jam setelah pengeroyokan, puluhan pria berkumpul di sekitar lokasi kejadian. Suasana cepat memanas setelah dua kelompok saling berhadapan dan terlibat adu mulut. Lampu area tenda PKL padam, sementara sebuah sedan hitam melaju kencang memasuki area parkir dan memicu kejar-kejaran. Salah satu kaca pos keamanan pecah akibat lemparan benda keras.
Bentrok kemudian pecah lebih besar. Sejumlah tenda PKL dirusak, kaca kios dipecahkan, dan setidaknya enam titik kebakaran muncul di area tersebut. Sepeda motor ikut dibakar, menandakan intensitas kemarahan massa. Kepolisian menyebut kerusuhan dipicu emosi kelompok yang kehilangan rekan mereka. []
Diyan Febriana Citra.

