PR Bisnis Geothermal: Bank “Kurang” Minat Beri Kredit ke PLTP

PR Bisnis Geothermal: Bank “Kurang” Minat Beri Kredit ke PLTP

JAKARTA — Pengembangan energi panas bumi (geothermal) di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan mendasar yang perlu segera diatasi. Direktur Utama PT Geo Dipa Energi, Yudistian Yunis, mengungkapkan bahwa sektor ini memerlukan peningkatan kompetensi, inovasi teknologi, dan dukungan investasi agar dapat berkembang lebih optimal.

Dalam wawancara bersama program Squawk Box CNBC Indonesia, Yudistian menekankan bahwa Geo Dipa Energi telah memiliki pengalaman operasional selama lebih dari dua dekade, tepatnya 22 tahun, dalam pengelolaan pembangkit panas bumi. Hal ini menunjukkan kompetensi perusahaan dalam mengelola energi berbasis sumber daya alam tersebut.

Namun, di sisi teknologi, ia mengakui bahwa masih terdapat keterbatasan signifikan, terutama pada aspek eksplorasi. Rasio keberhasilan pengeboran panas bumi di Indonesia masih tergolong rendah, sehingga diperlukan terobosan dalam metodologi dan strategi eksplorasi. Optimalisasi pada tahapan awal ini dinilai krusial untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan pengembangan proyek-proyek panas bumi.

Selain tantangan teknis, persoalan pembiayaan juga menjadi perhatian utama. Menurut Yudistian, lembaga keuangan domestik, terutama perbankan, dinilai masih belum menunjukkan keberpihakan yang kuat terhadap proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Hal ini terlihat dari minimnya kredit yang dialokasikan bagi proyek-proyek di sektor ini.

Padahal, potensi listrik panas bumi di Indonesia sangat besar, diperkirakan mencapai 23 gigawatt. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, diperlukan skema pembiayaan yang lebih fleksibel dan inovatif. Yudistian mendorong pemerintah untuk membuka akses terhadap pendanaan global, seperti dari Asian Development Bank (ADB), guna memperkuat pendanaan proyek PLTP nasional.

Ia juga menekankan bahwa dengan pendekatan kebijakan yang lebih proaktif serta dukungan lintas sektor, panas bumi dapat menjadi pilar penting dalam transisi energi nasional. Energi bersih dan terbarukan seperti ini sangat relevan dengan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai target energi berkelanjutan.

Dengan potensi yang besar dan kebutuhan energi yang terus meningkat, pengembangan panas bumi sejatinya bukan hanya menjadi peluang bisnis, tetapi juga bagian dari solusi jangka panjang ketahanan energi nasional.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional