Prabowo Akan Pidato di Sidang Umum PBB September 2025

Prabowo Akan Pidato di Sidang Umum PBB September 2025

JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dipastikan akan menyampaikan pidato dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dijadwalkan berlangsung pada September 2025 di New York, Amerika Serikat. Kehadiran Prabowo dalam forum diplomasi tertinggi dunia ini menandai kembalinya Indonesia diwakili langsung oleh kepala negara setelah beberapa tahun hanya dihadiri perwakilan.

“Betul. Presiden Prabowo memang dijadwalkan berpidato di Sidang Majelis Umum PBB September nanti,” ujar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, Jumat (22/08/2025).

Sidang Majelis Umum PBB ke-80 akan dibuka pada 9 September 2025. Forum ini menjadi panggung penting bagi para pemimpin dunia untuk menyampaikan sikap, komitmen, dan kontribusi negara mereka terhadap isu-isu global, mulai dari perdamaian dunia, krisis kemanusiaan, hingga pembangunan berkelanjutan.

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam keterlibatan di Sidang Umum PBB. Presiden pertama RI, Sukarno, pernah mencatatkan pidato bersejarah berjudul “To Build The World Anew” atau “Membangun Dunia Kembali” pada 30 September 1960 dalam Sidang Umum ke-15.

Beberapa dekade kemudian, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tercatat sebagai presiden yang paling konsisten hadir dalam sidang tersebut, yakni enam kali. Sementara Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, tidak hadir secara fisik melainkan berpidato secara virtual di masa pandemi Covid-19.

Kehadiran Prabowo tahun ini menjadi sorotan karena dianggap sebagai upaya mengembalikan peran strategis Indonesia di panggung internasional.

Isu kehadiran Indonesia di PBB sebelumnya sempat mendapat kritik. Mantan capres 2024, Anies Baswedan, menyoroti absennya presiden RI dalam forum-forum dunia dalam beberapa tahun terakhir.

“Bapak ibu sekalian, bertahun-tahun Indonesia absen di pertemuan PBB. Kepala negara tidak muncul. Selalu Menteri Luar Negeri,” kata Anies dalam pidatonya di Rapimnas I Gerakan Rakyat, 13 Juli 2025.

Ia menilai sikap pasif tersebut merugikan posisi strategis Indonesia. “Kalau kita tidak aktif di dunia internasional. Itu seperti begini. Kita warga kampung. Ukuran kampungnya nomor 4 terbesar. Ukuran rumahnya nomor 4 terbesar di RT itu. Tapi kalau rapat kampung kita tidak pernah datang. Cuman kita bayar iuran, jalan terus,” ujarnya.

Banyak pihak menilai langkah Prabowo untuk hadir langsung di New York dapat menjadi momentum penting dalam mempertegas sikap politik luar negeri Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai negara berpenduduk besar, anggota G20, sekaligus pemimpin kawasan Asia Tenggara, Indonesia diharapkan dapat menyuarakan isu perdamaian global, kerja sama Selatan-Selatan, serta keberpihakan pada negara berkembang.

Kehadiran Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB juga dipandang sebagai penegasan bahwa Indonesia tidak ingin hanya menjadi penonton dalam dinamika global, melainkan aktif memberikan kontribusi nyata dalam membangun tatanan dunia yang lebih adil. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Nasional