JAKARAT – Indonesia segera memiliki kilang minyak raksasa dengan kapasitas pengolahan mencapai 360 ribu barel per hari (bph), melalui proyek Kilang Balikpapan yang merupakan bagian dari Refinery Development Master Plan (RDMP). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa peresmian kilang ini dijadwalkan pada 17 Desember 2025 dan akan dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Insya Allah peresmian Kilang Balikpapan akan diresmikan tanggal 17 Desember. Tapi semuanya kita ikuti jadwal dari Bapak Presiden,” kata Bahlil di Kementerian ESDM, Selasa (25/11/2025).
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menambahkan bahwa pembangunan kilang sudah memasuki tahap akhir. Meski progres fisik hampir selesai, jadwal peresmian masih menyesuaikan agenda Presiden.
“Jadi kita masih menunggu kesesuaian jadwal. Yang pasti di lapangan prosesnya sudah terus berjalan, tinggal menunggu waktu bersama kementerian dan dukungan dari Pak Presiden,” jelas Simon.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Adityawarman memaparkan progres pembangunan fisik Kilang Balikpapan telah mencapai 96,97%. Beberapa fasilitas telah mulai beroperasi, termasuk produksi LPG dari Saturated LPG Treater yang dimulai pada 17 September 2025.
“Proses commissioning sejumlah fasilitas utama, seperti unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), juga tengah berjalan. Target kami, insya Allah, pada 2025 ini mulai memproduksi gasolin, LPG, propylene, dan diesel,” ungkap Taufik dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI.
Selain fokus pada pembangunan fisik, KPI juga memperhatikan optimalisasi pengadaan feedstock, yang menjadi komponen biaya terbesar dalam pengolahan kilang. Upaya ini termasuk meningkatkan efisiensi pengadaan minyak mentah domestik dan berkoordinasi dengan SKK Migas serta Kementerian ESDM untuk menurunkan selisih biaya distribusi impor (Alpha crude oil).
“Kami juga mendukung program pemerintah terkait resiprokal tarif dengan AS, agar impor minyak mentah dari AS dapat lebih ekonomis, sekaligus membantu US tariff trade balance pemerintah,” tambah Taufik.
Proyek RDMP Balikpapan diproyeksikan menjadi kilang terbesar di Indonesia, yang tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi minyak, tetapi juga mendukung ketahanan energi nasional. Dengan selesainya tahap commissioning dan optimalisasi feedstock, kilang ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap ketersediaan energi domestik serta efisiensi impor bahan bakar. []
Diyan Febriana Citra.

