Prancis Akan Kirim 40 Ton Bantuan untuk Gaza

Prancis Akan Kirim 40 Ton Bantuan untuk Gaza

NEW YORK – Dalam upaya meredakan krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Jalur Gaza, Pemerintah Prancis menyatakan akan mulai mengirimkan total 40 ton bantuan makanan ke wilayah tersebut melalui jalur udara. Pengiriman akan dilakukan mulai Jumat mendatang melalui kerja sama erat dengan otoritas Yordania.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, mengumumkan hal itu dalam wawancaranya dengan BFM TV, Selasa (29/07/2025), di sela-sela konferensi tingkat tinggi PBB di New York mengenai solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel. Setiap penerbangan akan mengangkut 10 ton bantuan, yang difokuskan untuk menjangkau warga sipil di Gaza yang saat ini mengalami kelaparan dan kekurangan akses terhadap bantuan dasar.

Namun, Barrot menegaskan bahwa pengiriman bantuan lewat udara bukanlah solusi jangka panjang. “Jalur udara memang berguna, tetapi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza yang menghadapi krisis kemanusiaan parah,” katanya.

Ia mengungkapkan bahwa terdapat 52 ton bantuan kemanusiaan dari Prancis yang hingga kini masih tertahan di dekat perbatasan Gaza. Menurut Barrot, hambatan utama adalah pembatasan akses darat yang diberlakukan Israel, yang membuat distribusi bantuan menjadi sangat terbatas.

“Oleh karena itu, sangat penting bagi otoritas Israel untuk akhirnya menyetujui pembukaan akses darat ke Gaza secara lebih signifikan demi meringankan penderitaan luar biasa warga sipil di sana,” tegasnya.

Barrot juga menyampaikan bahwa Prancis tidak hanya bergerak di bidang kemanusiaan, tetapi juga mencoba membangun momentum politik baru di tingkat internasional. Ia menyoroti bahwa pernyataan Inggris yang menyatakan kesiapan mengakui negara Palestina adalah hasil dari dinamika diplomatik yang sedang digagas bersama.

“Negara-negara lain kini mengikuti langkah tersebut,” ujarnya. “Singkatnya, kami telah menghidupkan kembali cakrawala politik: solusi dua negara, yang sebelumnya nyaris runtuh.”

Prancis menilai bahwa tanpa adanya tekanan dan keterlibatan internasional yang serius, peluang untuk perdamaian yang adil antara Israel dan Palestina akan terus menyusut. Dengan meningkatnya jumlah korban sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, seruan untuk membuka koridor kemanusiaan dan menghentikan blokade menjadi semakin kuat.

Langkah Prancis ini diharapkan bisa menjadi pemicu kesadaran kolektif di antara negara-negara anggota PBB untuk tidak lagi menunda penyelesaian konflik yang telah berlangsung puluhan tahun ini. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional