JAKARTA – Rencana pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Sukarnoputri, kembali mencuri perhatian publik. Namun, Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan, agenda tersebut tidak berkaitan dengan pembahasan kursi kabinet dalam pemerintahan Prabowo.
“Belum ngomong tentang itu,” kata Puan saat ditemui di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (17/08/2025).
Menurut Puan, silaturahmi politik antara Megawati dan Prabowo hendaknya tidak selalu ditarik pada konteks kepentingan pragmatis seperti pembagian posisi di pemerintahan. Ia menekankan bahwa pertemuan tersebut lebih menitikberatkan pada upaya menjaga komunikasi politik yang sehat dan mempererat hubungan antar-pemimpin bangsa.
“Setiap pertemuan enggak harus ada pembahasan serius. (Tapi) nanti bagaimana membicarakan bangsa dan negara, silaturahmi, bertemu, cerita, dan makan enak,” jelasnya.
Pernyataan itu sekaligus menepis spekulasi yang berkembang bahwa kedekatan PDIP dengan pemerintah baru akan ditukar dengan jatah kursi menteri. Puan mengingatkan, partainya telah mengambil keputusan strategis dalam kongres nasional di Bali beberapa waktu lalu mendukung penuh program pemerintahan Prabowo demi kepentingan rakyat.
“Kan PDIP sudah menyatakan bahwa kami akan mendukung pemerintahan Presiden Prabowo dalam membangun bangsa dan negara, dan akan meluruskan semua program untuk menjalankan visi Presiden Prabowo agar manfaatnya bisa sebesar-besarnya untuk rakyat,” tegasnya.
Sinyal politik ini memberi pesan penting bahwa dukungan PDIP bukan semata-mata soal posisi, melainkan komitmen dalam menjaga kesinambungan pembangunan nasional. Puan bahkan menegaskan, partainya siap mengawal arah kebijakan agar tetap berpihak pada masyarakat.
Pertemuan Prabowo dan Megawati, bila terealisasi, juga dipandang sebagai simbol rekonsiliasi politik sekaligus konsolidasi demokrasi. Keduanya memiliki sejarah panjang dalam dinamika politik Indonesia, baik sebagai rival maupun mitra strategis. Pertemuan tersebut berpotensi memperlihatkan kedewasaan politik, bahwa perbedaan kepentingan tak menghalangi kerja sama demi kepentingan bangsa.
Selain itu, kehadiran Megawati dalam lingkar komunikasi Presiden Prabowo dianggap dapat memperkuat legitimasi politik pemerintahan di mata publik, terutama kalangan akar rumput PDIP. Sementara bagi Prabowo, dukungan PDIP akan menambah soliditas koalisi dan memperluas basis dukungan dalam menjalankan program-program nasional.
Meski begitu, publik tetap menaruh perhatian besar pada dinamika yang mungkin muncul pasca pertemuan nanti. Wacana soal komposisi kabinet bisa saja kembali mengemuka, meski Puan berulang kali menegaskan bahwa hal tersebut bukan agenda utama.
Lebih jauh, pertemuan ini mencerminkan bagaimana elit politik berupaya menunjukkan kepada masyarakat bahwa silaturahmi politik dapat menjadi ruang untuk mengurai ketegangan sekaligus memperkuat kerja sama dalam memajukan negara. Dengan demikian, apa yang ditekankan Puan Maharani bukan sekadar retorika, tetapi bagian dari pesan simbolis bahwa kepentingan rakyatlah yang harus tetap menjadi prioritas. []
Diyan Febriana Citra.