Rano Karno Hadiri Perayaan 75 Tahun Hubungan Indonesia–Turki di Ankara

Rano Karno Hadiri Perayaan 75 Tahun Hubungan Indonesia–Turki di Ankara

ANKARA – Hubungan bilateral Indonesia dan Turki memasuki usia ke-75 tahun pada 2025. Sebagai bagian dari perayaan tersebut, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara menggelar resepsi diplomatik di Wisma Duta pada Kamis (21/08/2025).

Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, turut hadir mewakili pemerintah daerah sekaligus membawa simbol budaya Betawi melalui kostum khas Ujung Serong. Kehadirannya menjadi sorotan tamu undangan karena menunjukkan bagaimana diplomasi juga bisa terjalin melalui bahasa budaya.

Acara dibuka dengan khidmat lewat kumandang lagu kebangsaan Indonesia dan Turki, kemudian dilanjutkan pemotongan tumpeng oleh Duta Besar RI untuk Turki, Achmad Rizal Purnama, bersama Wakil Presiden Turki, Cevdet Yilmaz, serta Wagub Rano. Prosesi tersebut dimaknai sebagai simbol rasa syukur atas perjalanan panjang persahabatan kedua negara.

Dalam sambutannya, Rano menekankan bahwa hubungan bilateral tidak hanya terikat pada kepentingan antarnegara, tetapi juga harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Jakarta dan Ankara bertemu bukan hanya dalam diplomasi antarnegara, tetapi juga dalam bahasa budaya yang menyatukan. Pada usia 75 tahun hubungan Indonesia dan Turki, kami berkeinginan kuat memperluas kolaborasi antarkota, mulai dari pengelolaan air, lingkungan, hingga seni, sebagai warisan nyata yang dirasakan langsung masyarakat,” ujar Rano.

Sementara itu, Wakil Presiden Turki Cevdet Yilmaz menyambut baik perayaan tersebut. Ia menegaskan bahwa hubungan antara kedua bangsa memiliki sejarah panjang yang dibangun atas dasar kesamaan pandangan.

“Kita merayakan persahabatan yang hangat. Turki dan Indonesia sejak lama memiliki banyak kesamaan pandangan. Kami menyambut baik kerja sama yang makin konkret, termasuk pertukaran budaya yang menjadi jembatan hati kedua bangsa,” tuturnya.

Dubes RI untuk Turki, Achmad Rizal Purnama, menambahkan bahwa peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan ruang temu strategis bagi penguatan jejaring kerja sama lintas sektor.

“Diplomasi budaya menjadi fondasi penting karena berangkat dari rasa saling percaya. Melalui kegiatan ini, kita membangun jejaring yang lebih erat, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya,” ungkap Rizal.

Perayaan 75 tahun hubungan Indonesia–Turki dipandang sebagai momentum untuk menatap ke depan, membangun kolaborasi yang lebih inklusif, serta memperkuat diplomasi rakyat. Hubungan Jakarta dan Ankara diharapkan tidak hanya sekadar tercatat dalam sejarah, tetapi juga melahirkan kerja sama konkret yang bermanfaat langsung bagi warga kedua kota.

Lebih jauh, agenda ini menjadi refleksi bahwa diplomasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat. Keterlibatan daerah, seperti yang dilakukan oleh Jakarta, diyakini mampu membuka ruang kerja sama baru di level kota yang lebih dekat dengan kebutuhan masyarakat.

Dengan perayaan ini, baik Indonesia maupun Turki meneguhkan kembali komitmen untuk menjaga persahabatan, memperdalam kerja sama strategis, serta mengembangkan jembatan budaya yang sudah kokoh berdiri selama 75 tahun terakhir. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional