JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Australia kembali menegaskan komitmen mereka dalam membangun kerja sama pendidikan melalui pembaruan Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan Australia Jason Clare MP dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia Brian Yuliarto. Pembaruan MoU ini dipandang sebagai langkah strategis di tengah meningkatnya kebutuhan sumber daya manusia berdaya saing global.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, menekankan bahwa kerja sama pendidikan selalu menjadi pondasi kuat dalam hubungan bilateral kedua negara.
“Pendidikan merupakan pilar utama kemitraan Australia-Indonesia. MoU yang diperbarui ini menyoroti prioritas kedua pemerintah untuk mendorong kolaborasi di bidang pendidikan tinggi dan riset,” kata Brazier dalam keterangan resmi Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Kamis (27/11/2025).
Ia menambahkan bahwa pembaruan ini tidak hanya menegaskan keberlanjutan kemitraan, tetapi juga memperluas ruang lingkup kolaborasi yang selama ini terjalin, terutama dalam hal pengembangan kapasitas akademik, mobilitas mahasiswa, serta kerja sama riset yang berdampak langsung pada inovasi.
Menurut data Kedutaan Besar Australia, sepanjang tahun 2024 terdapat 24.000 mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di berbagai institusi di Australia. Angka tersebut menunjukkan bahwa Australia tetap menjadi tujuan utama bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan internasional, sekaligus mencerminkan kepercayaan terhadap kualitas pendidikan negara tersebut.
Di sisi lain, hubungan pendidikan kedua negara juga semakin erat melalui keberadaan kampus universitas Australia di Indonesia. Tiga kampus yang beroperasi saat ini Monash University, Western Sydney University, dan Deakin University melalui kerja sama dengan Lancaster University Inggris telah membuka kesempatan lebih luas bagi mahasiswa Indonesia untuk mengakses pendidikan dan penelitian berstandar internasional tanpa harus pergi ke luar negeri.
Fasilitas pendidikan tersebut berperan penting dalam memperluas jejaring akademik dan memperkuat kolaborasi riset. Kedutaan mencatat bahwa ratusan kemitraan penelitian dan akademik telah terjalin antara institusi-institusi dari kedua negara, meliputi berbagai bidang seperti teknologi, ilmu sosial, kesehatan, serta sains. Kolaborasi ini dinilai mendorong inovasi sekaligus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia dan Australia.
Dubes Brazier menyampaikan optimismenya terhadap hasil dari pembaruan MoU ini. Ia berharap dokumen kerja sama yang diperbarui pada November 2025 ini dapat menciptakan peluang kolaborasi yang lebih luas bagi universitas, lembaga penelitian, maupun mahasiswa dari kedua negara.
Ia menegaskan bahwa kerja sama tersebut akan menjadi langkah penting dalam memperkuat konektivitas pendidikan, terutama di tengah perkembangan global yang membutuhkan adaptasi cepat di sektor akademik dan riset.
Melalui MoU terbaru ini, Indonesia dan Australia memproyeksikan hubungan pendidikan ke tingkat yang lebih strategis, dengan harapan dapat melahirkan lebih banyak inovasi dan memperkuat peran keduanya dalam menghadapi tantangan global di bidang pengetahuan dan teknologi. []
Diyan Febriana Citra.

