JAKARTA — Pemerintah Indonesia menyambut sinyal positif dari Amerika Serikat (AS) yang berencana menurunkan tarif bea masuk sejumlah komoditas ekspor asal Indonesia menjadi 0%. Langkah ini dipandang sebagai peluang besar untuk memperluas akses pasar sekaligus memperkuat daya saing produk nasional di pasar global.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan tersebut merupakan hasil dari negosiasi panjang antara kedua negara yang kini memasuki tahap akhir.
“(Tarifnya akan turun) nol persen hampir sama dengan yang didapatkan oleh Malaysia,” ujar Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Menurut Airlangga, kesepakatan tarif baru ini akan memangkas bea masuk ekspor Indonesia yang sebelumnya mencapai 19%. Adapun pembahasan masih berlangsung di tingkat teknis melalui proses legal drafting antara pemerintah Indonesia dan otoritas perdagangan AS.
Airlangga menargetkan pembahasan dapat rampung pada November 2025, atau setelah pelaksanaan KTT APEC di Korea Selatan. “Kami harapkan selesai tidak lama lagi agar pelaku usaha bisa segera merasakan manfaatnya,” katanya.
Jika terealisasi, beberapa komoditas strategis Indonesia seperti kelapa sawit, kakao, dan karet akan menikmati bea masuk 0% ke pasar AS. Pemerintah juga tengah mengupayakan agar fasilitas tarif rendah ini meluas ke produk yang menjadi bagian dari rantai pasok global, termasuk bahan baku industri medis.
“Kami minta juga untuk komoditas tertentu yang menjadi supply chain untuk misalnya industri medical,” jelas Airlangga.
Selain Indonesia, sejumlah negara ASEAN lain, seperti Malaysia, Kamboja, dan Thailand, lebih dulu mendapatkan penurunan tarif dari AS melalui kesepakatan regional yang diteken dalam KTT ASEAN di Kuala Lumpur.
Pemerintah menilai langkah AS memberikan insentif tarif ini sebagai bentuk pengakuan terhadap peran penting Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi kawasan, khususnya di sektor perdagangan dan investasi.
Kebijakan ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan dagang antara Indonesia dan AS yang selama ini menjadi salah satu mitra strategis utama. Dengan penurunan bea masuk, produk-produk ekspor RI diharapkan semakin kompetitif, terutama di tengah dinamika ekonomi global dan kebijakan proteksionis sejumlah negara besar.
“Peluang ini harus kita manfaatkan untuk meningkatkan nilai ekspor nasional dan memperluas lapangan kerja di dalam negeri,” ujar Airlangga menegaskan. []
Diyan Febriana Citra.

