Ribuan Warga Gaza Sambut Tahanan Palestina yang Dibebaskan Israel

Ribuan Warga Gaza Sambut Tahanan Palestina yang Dibebaskan Israel

GAZA — Suasana penuh haru dan sukacita menyelimuti Jalur Gaza pada Senin (13/10/2025) ketika bus pertama yang membawa tahanan Palestina yang dibebaskan Israel tiba melalui penyeberangan Kerem Shalom. Ribuan warga yang memadati jalan-jalan Gaza menyambut para tahanan dengan sorakan, tangis bahagia, dan kibaran bendera Palestina momen yang menandai fase penting dalam kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Menurut laporan jurnalis Muhammad Rabah, para tahanan yang baru dibebaskan langsung diarahkan menuju Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, untuk pemeriksaan medis. Sejak pagi, puluhan ribu keluarga menunggu kedatangan mereka, sebagian membawa foto kerabat yang baru bebas setelah bertahun-tahun mendekam di penjara Israel.

Pembebasan itu merupakan bagian dari pertukaran tahanan tahap pertama, di mana Hamas menyerahkan 20 sandera Israel kepada Palang Merah. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan sekitar 2.000 warga Palestina, termasuk 250 orang yang menjalani hukuman berat atau seumur hidup. Tentara Israel mengonfirmasi penerimaan para sandera, sementara jenazah 28 tahanan lainnya masih dalam proses pemindahan.

Di tengah euforia warga Gaza, Um Ahmed, seorang ibu yang anaknya masih ditahan di Israel, menyampaikan perasaannya kepada Reuters.

“Saya turut berbahagia atas anak-anak kami yang dibebaskan, namun kami masih berduka atas semua orang yang terbunuh oleh pendudukan, dan semua kehancuran yang terjadi di Gaza kami,” ujarnya lirih.

Di sisi lain, di Tel Aviv, ribuan warga Israel juga menunggu dengan harap di “Lapangan Penyanderaan” untuk menyambut sandera yang dibebaskan. Video yang beredar memperlihatkan momen emosional ketika keluarga menerima kabar lewat telepon dari kerabat mereka yang akhirnya bebas setelah dua tahun penyanderaan.

Langkah bersejarah ini terjadi menjelang KTT Perdamaian di Mesir, di mana lebih dari 20 pemimpin dunia membahas langkah lanjutan dari rencana perdamaian 20 poin yang digagas Presiden AS Donald Trump. Dalam pidatonya di Knesset, Trump menyebut momen ini sebagai “fajar baru bagi perdamaian Timur Tengah”. Ia menegaskan, “Sekarang saatnya menerjemahkan kemenangan melawan teroris di medan perang menjadi hadiah utama: perdamaian dan kemakmuran bagi seluruh kawasan.”

Namun, jalan menuju perdamaian masih panjang. Hamas tetap menjadi kekuatan dominan di Gaza, dan banyak pertanyaan muncul soal nasib pemerintahan di wilayah itu pasca-perang. Di tengah harapan baru, rakyat Gaza dan Israel kini menatap masa depan yang masih rapuh di antara luka, kehilangan, dan peluang perdamaian yang mungkin tak datang dua kali. []

Diyan Febriana Citra.

Internasional