TOKYO — Sejarah baru tercipta di Jepang. Sanae Takaichi, pemimpin Partai Demokratik Liberal (LDP), resmi terpilih menjadi Perdana Menteri Jepang setelah memenangkan pemungutan suara di Majelis Rendah pada Selasa (21/10/2025). Kemenangan ini tidak hanya menandai pergantian kepemimpinan, tetapi juga membuka babak baru dalam politik Negeri Sakura dengan hadirnya perdana menteri perempuan pertama sepanjang sejarah.
Dalam pemungutan suara yang diikuti 465 anggota Majelis Rendah, Takaichi meraih 237 suara, melewati ambang batas 233 suara yang dibutuhkan untuk mengamankan mayoritas. Hasil tersebut memastikan posisinya menggantikan Shigeru Ishiba yang sebelumnya mundur di tengah gejolak internal partai dan penurunan dukungan publik.
Majelis Tinggi dijadwalkan memberikan konfirmasi resmi pada sore harinya, sebelum Takaichi dilantik secara penuh sebagai perdana menteri ke-104 Jepang pada malam hari. Dukungan dari koalisi antara LDP dan Partai Inovasi Jepang (JIP) turut memastikan kemenangan perempuan kelahiran Nara itu.
Kemenangan Takaichi menjadi simbol perubahan besar di Jepang yang selama ini dikenal dengan tradisi politik konservatif dan dominasi laki-laki di jajaran elit pemerintahan. Meski demikian, Takaichi bukan sosok baru dalam dunia politik. Ia dikenal sebagai politisi berpengalaman dan loyal terhadap nilai-nilai nasionalisme Jepang, dengan rekam jejak panjang di kabinet sebelumnya, termasuk saat menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi.
Dalam pidato singkat usai kemenangan, Takaichi menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh anggota parlemen yang telah memberikan dukungan dan berjanji akan memimpin Jepang dengan tekad membangun kembali kepercayaan rakyat.
“Saya berjanji untuk bekerja keras demi masa depan Jepang yang lebih kuat dan berkeadilan. Kita akan bersama menghadapi tantangan ekonomi dan keamanan yang semakin kompleks,” ujar Takaichi.
Analis politik di Tokyo menilai kemenangan Takaichi sebagai momen penting bagi Jepang untuk menunjukkan keterbukaan terhadap kepemimpinan perempuan di tingkat nasional. Meski begitu, tantangan besar menantinya, terutama dalam memperbaiki citra LDP yang sempat merosot akibat skandal politik dan kebijakan ekonomi yang stagnan.
Selain itu, Takaichi juga dihadapkan pada tekanan dari publik untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi, menstabilkan harga energi, serta memperkuat diplomasi Jepang di tengah ketegangan kawasan Asia Timur.
Dengan terpilihnya Takaichi, Jepang kini memasuki fase baru kepemimpinan sebuah babak yang diharapkan membawa semangat pembaruan dan kesetaraan gender di dunia politik yang selama ini dianggap sangat maskulin. []
Diyan Febriana Citra.

