Sao Paulo Lumpuh, 1,4 Juta Warga Terdampak Blackout

Sao Paulo Lumpuh, 1,4 Juta Warga Terdampak Blackout

Bagikan:

SAO PAULO — Krisis energi melanda Kota Sao Paulo setelah jaringan listrik utama tumbang akibat terpaan angin ekstrem yang menggulung wilayah tersebut sejak Rabu (10/12/2025) malam. Pada Kamis (11/12/2025) waktu setempat, lebih dari 1,4 juta warga terpaksa menjalani aktivitas tanpa aliran listrik. Kehidupan kota metropolitan terbesar Brasil itu seketika melambat, menunjukkan betapa rentannya infrastruktur perkotaan menghadapi cuaca ekstrem yang kini semakin sering terjadi.

Bencana ini dipicu angin yang kecepatannya hampir menembus 100 km/jam, bagian dari sistem siklon ekstratropis yang terbentuk di selatan Brasil. Serangan angin tersebut menyebabkan sedikitnya 231 pohon tumbang. Banyak di antaranya roboh menimpa jaringan distribusi listrik, merusak kabel utama, dan memutus pasokan secara luas. Otoritas menegaskan tidak ada korban luka, namun dampaknya terasa nyata, terutama di sektor transportasi udara.

Hampir 400 penerbangan harus dibatalkan sejak Kamis pagi. Gangguan terbesar terjadi di Bandara Congonhas, yang terletak di pusat kota dan menjadi salah satu bandara tersibuk di negara itu. Bandara Internasional Guarulhos, yang menjadi hub utama penerbangan internasional, juga mengalami penundaan signifikan, meski operasionalnya masih berlangsung terbatas. Ribuan penumpang terpaksa antre, menunggu kepastian jadwal yang belum dapat diberikan oleh otoritas penerbangan.

Perusahaan Enel, penyedia listrik terbesar di Sao Paulo, menjadi sorotan utama publik. Hingga Kamis malam, perusahaan belum dapat memastikan waktu pemulihan penuh. Direktur Enel, Marcelo Puertas, menyampaikan dalam konferensi pers bahwa pihaknya telah mengerahkan ribuan petugas sejak badai melanda.

“Kami memiliki 1.300 orang yang bekerja untuk menyelesaikan masalah ini sejak angin kencang mulai menerjang São Paulo,” ujarnya.

Namun, pernyataan itu tidak serta-merta meredam keresahan warga. Beberapa video di media sosial memperlihatkan mobil operasional Enel terparkir di kantor pusat perusahaan pada saat warga masih menunggu pemulihan listrik. Situasi ini memicu kritik keras, tidak hanya dari masyarakat, tetapi juga dari Wali Kota Sao Paulo, Ricardo Nunes.

“Setiap kali sesuatu terjadi, kami selalu menjadi pihak yang tertinggal tanpa listrik,” tegas Nunes. Ia tidak ragu menyebut perusahaan utilitas itu “tidak bertanggung jawab.” Menurutnya, kondisi pada Rabu bahkan lebih buruk, karena lebih dari dua juta penduduk sempat tidak mendapatkan pasokan listrik sebelum sebagian wilayah mulai pulih.

Selain pemadaman listrik, krisis ini turut mengacaukan sistem penyediaan air bersih. Perusahaan air Sabesp menyatakan bahwa beberapa pompa tidak dapat beroperasi karena kehilangan suplai listrik. Dalam keterangannya, Sabesp menjelaskan bahwa “kurangnya pasokan listrik mulai memengaruhi layanan kami, karena pompa tidak berfungsi dengan baik.”

Dengan jutaan warga masih menunggu aliran listrik pulih sepenuhnya, blackout kali ini menjadi salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah kota mendesak Enel mempercepat perbaikan dan melakukan evaluasi menyeluruh untuk mencegah peristiwa serupa. Sementara itu, warga harus bersiap menghadapi kembali munculnya tantangan besar ketika infrastruktur perkotaan diuji oleh kondisi alam ekstrem yang semakin sering terjadi. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional