Sidak Pasar Induk Kramat Jati, Harga Pangan Dinilai Terkendali

Sidak Pasar Induk Kramat Jati, Harga Pangan Dinilai Terkendali

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah pusat memastikan stabilitas harga dan ketersediaan pangan nasional tetap terjaga menjelang pergantian tahun. Hal tersebut tercermin dalam inspeksi mendadak yang dilakukan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan bersama Menteri Perdagangan Budi Santoso ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, pada Senin (29/12/2025). Kunjungan tersebut menjadi bagian dari upaya pengawasan langsung pemerintah terhadap distribusi dan harga komoditas pangan strategis, khususnya setelah perayaan Natal dan menjelang Tahun Baru.

Dalam peninjauan tersebut, Zulkifli Hasan atau Zulhas menyampaikan bahwa kondisi pasar relatif kondusif. Ia menilai pasokan berbagai bahan pangan berada dalam kondisi aman, bahkan cenderung melimpah. Situasi ini dinilai berdampak positif terhadap stabilitas harga di tingkat konsumen, meski terdapat perbedaan harga antara Jakarta dan daerah produsen.

“Hari ini tanggal 29 Desember, dua hari menjelang tahun baru, Natal sudah lewat ya. Harga-harga alhamdulillah terkendali, bahkan cenderung turun, stoknya melimpah, alhamdulillah ya semuanya lancar,” kata Zulhas saat ditemui di lokasi usai sidak.

Zulhas menjelaskan, perbedaan harga pangan di Jakarta dengan wilayah lain merupakan hal yang wajar karena ibu kota bukan daerah sentra produksi. Sebagian besar pasokan pangan, seperti telur ayam dan cabai, harus didatangkan dari daerah lain sehingga biaya distribusi turut memengaruhi harga jual.

“Memang Jakarta kan datang, jadi kayak telur ayam tuh dari luar Jakarta. Memang lebih mahal dari Lampung, lebih mahal dari Jawa Barat, dari Jawa Tengah, Jawa Timur,” ucap dia.

Untuk komoditas cabai merah keriting, Zulhas menyebut harga bervariasi berdasarkan kualitas. Cabai kualitas terbaik dijual dengan harga lebih tinggi dibandingkan kualitas menengah.

“Cabai tadi yang kualitas nomor satu Rp50.000 per kg, kalau yang nomor dua itu bisa Rp40.000 per kg,” ujarnya.

Sementara itu, harga daging ayam di Pasar Induk Kramat Jati berada pada kisaran Rp39.000 hingga Rp40.000 per kilogram. Namun, harga tersebut bisa meningkat apabila konsumen memilih kualitas premium.

“Tadi ayam di sini antara Rp39.000-Rp40.000 per kg. Tapi memang kualitas di sini, Jakarta beda, dia pengen yang terbaik gitu. Ayamnya tadi kan paling fresh, segar, cabainya juga yang nomor satu, jadi ayam kalau terbaik itu Rp41.000-Rp42.000 per kg,” terang Zulhas.

Ia juga membandingkan harga tersebut dengan kondisi di daerah sentra produksi. Menurut Zulhas, harga daging ayam di sejumlah wilayah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Lampung berada di bawah harga Jakarta.

“Rata-rata saya keliling Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung harga daging ayam Rp37.000-Rp38.000 per kg. Cabai (merah keriting) di Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung Rp30.000-Rp40.000 per kg. Di Jakarta, cabai Rp40.000-Rp50.000 per kg. Yang agak mahal memang cabai rawit belum turun banyak, masih Rp60.000 per kg,” jelasnya.

Adapun harga beras, pemerintah memastikan tetap stabil dan bahkan menunjukkan tren penurunan. Zulhas menyebut harga beras premium telah sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah.

“Kalau beras standar, tadi pedagang yang biasa belanja katanya agak turun, kira-kira yang premium itu Rp14.000-Rp15.000 per kg. Kalau Rp14.000-Rp15.000 per kg harga premium itu sudah standar pemerintah. Jadi alhamdulillah harga-harga stok aman terkendali,” kata Zulhas.

Untuk daging sapi, harga masih berada di kisaran Rp130.000 per kilogram untuk kualitas terbaik. “Daging sapi Rp130.000 per kg, kalau belinya agak banyak bisa kurang. Itu yang khas dalam, yang terbaik,” sebutnya.

Pemerintah menegaskan akan terus melakukan pemantauan harga dan distribusi pangan secara berkala, terutama pada periode meningkatnya konsumsi masyarakat. Langkah ini diharapkan mampu menjaga daya beli sekaligus memastikan kebutuhan pangan masyarakat tetap terpenuhi hingga awal tahun mendatang. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Hotnews Nasional