Situasi Banjir di Sumatra Memburuk, Pemerintah Gelar Rapat Terbatas

Situasi Banjir di Sumatra Memburuk, Pemerintah Gelar Rapat Terbatas

Bagikan:

JAKARTA – Upaya pemerintah untuk mempercepat penanganan bencana hidrometeorologi di wilayah Sumatra semakin diintensifkan menyusul meningkatnya dampak banjir dan longsor selama sepekan terakhir. Sejumlah kementerian dan lembaga negara dikumpulkan dalam rapat terbatas yang digelar Kamis (27/11/2025), sebagai bentuk respon cepat terhadap kondisi darurat yang melanda Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat.

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, mengonfirmasi bahwa forum lintas kementerian tersebut akan dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno.

“Benar, akan ada rapat tingkat menteri membahas bencana banjir Sumatra, bersama sejumlah gubernur dan bupati terdampak,” ujarnya.

Rapat dijadwalkan berlangsung pukul 13.00 WIB di Ruang Pusdalops Graha BNPB, Jakarta Timur, dan menjadi sarana sinkronisasi kebijakan antarinstansi. Selain Basarnas, rapat tersebut juga melibatkan BNPB, BMKG, TNI/Polri, kementerian teknis, serta para kepala daerah dari lokasi terdampak. Pemerintah menargetkan koordinasi yang lebih cepat dalam penyaluran logistik, evakuasi korban, serta penanganan pengungsi.

Laporan sementara Basarnas menunjukkan kerusakan paling parah terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah. Banjir bandang dan longsor menerjang belasan kecamatan, termasuk Badiri, Pinangsori, Lumut, Sarudik, Tukka, Pandan, Sibabangun, Tapian Nauli, dan Kolang. Hingga Rabu (26/11/2025) malam, lebih dari 1.902 keluarga tercatat terdampak. Kecamatan Kolang menjadi wilayah dengan jumlah pengungsi tertinggi, mencapai 1.261 keluarga. Di kecamatan ini pula satu keluarga beranggotakan empat orang dilaporkan meninggal akibat tertimbun longsor.

Di Tapanuli Selatan, banjir bandang dan longsor juga melanda beberapa titik seperti Aek Ngadol, Hutagodang, Garoga, Batuhoring, dan Hapesong Baru di Kecamatan Batang Toru. Basarnas mencatat enam korban meninggal akibat banjir bandang serta tujuh warga tertimbun longsor di Parsariran, Hapesong Baru. Situasi serupa terjadi di Kota Sibolga, terutama di Kecamatan Sibolga Selatan, di mana delapan warga meninggal dan 21 lainnya masih dalam pencarian berdasarkan laporan posko SAR.

Sebagai langkah darurat, sejumlah lokasi pengungsian telah disiapkan untuk menampung penduduk yang kehilangan tempat tinggal. Kantor SAR Nias melaporkan bahwa GOR Pandan di Tapanuli Tengah, SMPN 5 Parombunan di Sibolga, serta RS Bhayangkara Batang Toru menjadi titik utama pemindahan korban. Sejumlah desa di Tapanuli Selatan juga membuka pos sementara untuk menampung warga.

Basarnas menegaskan seluruh unsur SAR gabungan telah dikerahkan ke titik-titik terdampak untuk mempercepat proses pencarian, evakuasi, dan pertolongan. Personel TNI/Polri, BPBD, Polairud, hingga relawan lokal terus bekerja di lapangan menghadapi medan yang berat dan cuaca yang belum stabil. Pemerintah berharap langkah terpadu ini dapat memperkecil risiko korban jiwa dan memastikan pemulihan awal dapat berjalan lebih cepat. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Hotnews Nasional