JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memilih jalur personal untuk menyampaikan apresiasi kepada lima menteri yang baru saja digantikan dalam reshuffle Kabinet Merah Putih. Ucapan terima kasih itu diwujudkan dalam sebuah surat khusus yang ditulis langsung oleh Presiden dan dikirimkan secara resmi melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi bersama Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Langkah ini menunjukkan gaya kepemimpinan yang tidak hanya menekankan pada keputusan politik, tetapi juga penghargaan terhadap jasa dan dedikasi para menteri yang telah purna tugas. Melalui akun resmi Sekretariat Kabinet di Instagram, publik mendapatkan informasi bahwa surat itu diserahkan bersamaan dengan pertemuan yang digelar bersama para menteri.
“Berjumpa dengan lima menteri Kabinet Merah Putih yang telah menyelesaikan tugas. Pertemuan ini menjadi kesempatan untuk bersilaturahmi sekaligus menyerahkan surat khusus dari Presiden Prabowo Subianto,” tulis keterangan akun @sekretariat.kabinet, Senin (15/09/2025).
Dalam unggahan tersebut juga tampak foto mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menghadiri pertemuan bersama empat rekannya Budi Gunawan, Dito Ariotedjo, Budi Arie Setiadi, dan Abdul Kadir Karding.
Teddy Indra Wijaya menegaskan bahwa isi surat itu murni ditulis Presiden sebagai bentuk penghormatan pribadi. “Surat tersebut disusun langsung oleh Presiden sebagai ungkapan terima kasih atas dedikasi dan kontribusi besar para menteri bagi negeri, selama menjalankan amanah sebagai bagian dari keluarga Kabinet Merah Putih,” ujarnya.
Pengiriman surat apresiasi ini dinilai sebagai upaya menjaga kesinambungan hubungan baik, meskipun jabatan politik telah berganti. Dalam praktik politik Indonesia, reshuffle kabinet kerap dianggap sebagai manuver strategis yang bisa memunculkan ketegangan. Namun, cara Prabowo dinilai memberi warna berbeda: menjaga marwah pemerintahan sekaligus menunjukkan bahwa kerja keras para menteri tetap dihargai.
Publik menyoroti kehadiran nama-nama besar seperti Sri Mulyani dan Budi Gunawan yang selama ini menempati posisi strategis. Meski digantikan, kontribusi mereka selama masa jabatan tetap diakui. Dengan demikian, transisi pemerintahan tidak hanya dilihat dari pergeseran posisi, tetapi juga dari cara Presiden membangun komunikasi politik yang santun.
Selain sebagai bentuk penghargaan, surat ini juga dipandang sebagai simbol bahwa kepemimpinan Prabowo berorientasi pada kolektivitas. Tidak ada peran yang dianggap kecil dalam roda pemerintahan, dan setiap kontribusi akan tercatat sebagai bagian penting dari perjalanan Kabinet Merah Putih.
Bagi lima mantan menteri, penerimaan surat dari Presiden menjadi penutup yang penuh kehormatan. Bagi publik, peristiwa ini memperlihatkan bahwa politik tidak selalu tentang perebutan posisi, melainkan juga soal etika dan penghargaan. []
Diyan Febriana Citra.