Swasembada Pangan Jadi Tolok Ukur Kinerja Pemprov Kaltim

Swasembada Pangan Jadi Tolok Ukur Kinerja Pemprov Kaltim

Bagikan:

PARLEMENTARIA — Target swasembada beras Kalimantan Timur pada 2026 menjadi pekerjaan besar yang membutuhkan kerja ekstra dari seluruh pemangku kepentingan. Hal ini mengemuka saat Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, membuka Pertemuan Pendayagunaan Penyuluh Pertanian dalam Rangka Percepatan Swasembada Pangan 2025 di Samarinda, Jumat (12/12/2025).

Dalam kegiatan tersebut, Seno Aji mengungkapkan bahwa produksi beras Kaltim pada 2025 mengalami peningkatan menjadi 158,5 ribu ton, atau naik 9,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, angka tersebut masih jauh dari kebutuhan konsumsi beras masyarakat yang mencapai sekitar 350 ribu ton per tahun.

“Baru-baru ini Kaltim bisa berhasil meningkatkan produksi pangan menjadi 158,5 ribu ton gabah, di atas rata-rata yakni di 13,35 ribu ton dan di tahun 2026 ini kami bisa swasembada beras,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi Kaltim menilai capaian tersebut sebagai sinyal positif, namun belum cukup untuk menjamin kemandirian pangan. Seno Aji menegaskan bahwa peningkatan produksi harus diikuti dengan perbaikan tata kelola pertanian secara menyeluruh. “Produksi pangan di Kaltim adalah komitmen besar kita. Ini merupakan wujud nyata dari transformasi tata kelola pertanian yang terus kita perbaiki,” kata Ketua DPD Partai Gerindra Kaltim itu.

Ia menyebutkan bahwa indeks ketahanan pangan Kaltim telah mencapai 80,82 persen dan menempatkan daerah ini di posisi kedua nasional. Namun, capaian tersebut dinilai masih rentan jika tidak dibarengi dengan kesiapan menghadapi tantangan jangka panjang. Optimalisasi lahan pertanian, peningkatan produktivitas, dan pendampingan petani menjadi agenda mendesak yang harus dijalankan secara konsisten.

Seno Aji menaruh harapan besar kepada para penyuluh pertanian yang dinilai memiliki peran strategis dalam mendorong perubahan di tingkat lapangan. “Kami yakin, dengan dukungan penyuluh yang hadir di sini, petani Kaltim mampu mencapai swasembada,” tuturnya.

Di sisi lain, ia juga secara terbuka mengakui berbagai hambatan yang dapat menghambat pencapaian target swasembada. Tantangan tersebut meliputi perubahan iklim yang semakin ekstrem, kondisi ekonomi global yang memengaruhi biaya produksi, fluktuasi harga pangan lokal, hingga keterbatasan sumber daya manusia pertanian dan infrastruktur.

“Masih ada beberapa tantangan swasembada pangan yakni perubahan iklim, kondisi perekonomian global, gejolak harga pangan lokal, SDM Pertanian, Selain itu, peningkatan jumlah penduduk, kemudian infrastruktur dan jumlah lahan serta jumlah air,” jelasnya.

Dengan berbagai tantangan tersebut, Seno Aji menekankan pentingnya sinergi lintas sektor agar target swasembada tidak berhenti sebagai wacana. Ia pun mengajak seluruh penyuluh untuk tetap berada di garis depan pembangunan pertanian daerah. “Kami ingin semua penyuluh tetap menjadi pelopor dilapangan, memperkuat sinerginitas dan profesionalisme serta yang terpenting tanamkan semangat bahwa swasembada pangan adalah misi sejarah,” tutupnya. []

Penulis: Muhammaddong | Penyunting: Agnes Wiguna

Bagikan:
Advertorial DPRD Kaltim