Swedia Pimpin Latihan Anti-Kapal Selam NATO di Laut Baltik

Swedia Pimpin Latihan Anti-Kapal Selam NATO di Laut Baltik

Bagikan:

MOSKOW – Laut Baltik kembali menjadi pusat perhatian internasional setelah NATO memulai latihan militer besar bertajuk “Merlin” pada Senin (10/11/2025). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Angkatan Laut Swedia, negara anggota baru aliansi tersebut, dan akan berlangsung hingga Jumat (14/11/2025).

Latihan tahunan ini berfokus pada operasi anti-kapal selam dan digelar di sepanjang garis pantai serta perairan teritorial Swedia. Kegiatan tersebut menandai semakin eratnya integrasi Swedia dalam struktur pertahanan NATO setelah resmi bergabung dengan aliansi itu.

Menurut pernyataan Angkatan Bersenjata Kerajaan Swedia, latihan ini bukan hanya sekadar simulasi, melainkan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan taktik perang bawah laut yang telah lama dikembangkan oleh Swedia. Negara Skandinavia itu dikenal memiliki kondisi dasar laut yang tidak rata dan dipenuhi cekungan, menjadikannya wilayah yang rumit bagi deteksi kapal selam.

“Swedia memiliki keunggulan dalam memahami karakteristik perairan Baltik. Medan laut kami menuntut kemampuan teknis dan keahlian khusus dalam mendeteksi ancaman bawah laut,” demikian keterangan resmi dari Angkatan Laut Swedia.

Latihan Merlin melibatkan beragam unsur kekuatan militer, termasuk kapal dari Standing NATO Maritime Group 1 (SNMG1), beberapa korvet dan fregat Swedia, kapal pendukung logistik, kapal selam milik Swedia dan Jerman, serta helikopter anti-kapal selam.

Aliansi NATO menegaskan bahwa latihan tersebut bertujuan memperkuat kesiapan tempur dan interoperabilitas antarnegara anggota dalam menghadapi potensi ancaman di kawasan Eropa Utara. Latihan ini telah digelar dua tahun berturut-turut, dan mulai tahun 2026 dijadwalkan menjadi kegiatan rutin di setiap musim gugur.

Namun, latihan ini kembali menimbulkan reaksi dari Moskow. Pemerintah Rusia menilai aktivitas militer NATO di wilayah sekitar perbatasannya meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Presiden Vladimir Putin sebelumnya telah menyampaikan kritik keras terhadap langkah Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO. Dalam wawancaranya dengan media Rusia, Putin menyebut keputusan dua negara Nordik itu sebagai langkah yang “tidak berarti bagi kepentingan nasional mereka sendiri.”

Ia juga menegaskan bahwa Rusia tidak akan tinggal diam. “Pasukan dan sistem pertahanan kami akan ditempatkan di sepanjang perbatasan Finlandia sebagai langkah antisipasi setelah mereka bergabung dengan NATO,” ujar Putin.

Kremlin menilai ekspansi aliansi militer tersebut merupakan bagian dari strategi untuk menahan pengaruh Rusia di kawasan Eropa Timur dan Baltik. Meski begitu, Moskow menegaskan tidak berencana memprovokasi pihak mana pun.

“Kami tidak mengancam siapa pun, namun kami tidak akan mengabaikan setiap tindakan yang dapat membahayakan keamanan nasional Rusia,” tulis pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Rusia.

Dengan meningkatnya intensitas latihan militer di kawasan, Laut Baltik kini kembali menjadi titik panas geopolitik yang mempertemukan dua kekuatan besar dunia NATO di satu sisi dan Rusia di sisi lain. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional