WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina sudah berada di ambang tercapai. Meski demikian, ia menegaskan bahwa pembicaraan intensif masih berlangsung untuk menyelesaikan konflik yang telah berkepanjangan dan menelan banyak korban jiwa.
Dalam pernyataannya di Gedung Putih pada Kamis (07/08/2025), Trump menyebut proses diplomatik tengah dilakukan secara serius untuk mengakhiri perang yang menurutnya tidak seharusnya terjadi.
“Kita hampir mencapainya, tapi kita sedang melakukan pembicaraan sangat serius tentang menyelesaikan masalah Ukraina, menyelesaikannya, mengakhiri yang seharusnya tidak pernah dimulai,” ujar Trump.
Presiden AS itu juga menyampaikan telah menetapkan batas waktu selama 10 hari kepada Rusia untuk menyetujui gencatan senjata dengan Ukraina. Tanggal waktu tersebut akan jatuh pada Jumat (08/08/2025). Bila tidak dipenuhi, Trump mengancam akan memberlakukan tarif impor hingga 100 persen terhadap barang-barang dari Rusia.
Ancaman tersebut menjadi bagian dari strategi tekanan ekonomi Washington terhadap Moskwa, sebagai upaya mendorong penyelesaian damai melalui jalur diplomasi. Namun, pendekatan ini menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak mengenai efektivitasnya, mengingat kebijakan tarif yang keras juga berisiko memicu dampak balik terhadap ekonomi global.
Sementara itu, kunjungan utusan khusus Amerika Serikat, Steve Witkoff, ke Moskwa menjadi sorotan dalam proses diplomatik ini. Witkoff diketahui bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada Rabu (06/08/2025), dalam pertemuan yang dianggap sebagai bagian dari upaya mediasi.
Meski begitu, Trump menolak menyebut pertemuan tersebut sebagai pencapaian besar. “Saya tidak menyebutnya sebagai sebuah terobosan,” ujarnya.
Trump sebelumnya telah berulang kali menyampaikan keinginannya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina secara cepat. Namun, analis internasional menilai bahwa tekanan sepihak melalui ancaman ekonomi seperti tarif tinggi dapat memperkeruh situasi dan menyulitkan proses negosiasi yang sensitif.
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam kesempatan berbeda kembali menyerukan kepada negara-negara Barat untuk mengambil langkah tegas terhadap Rusia. Ia bahkan mendorong penggulingan kepemimpinan Presiden Putin sebagai bentuk dukungan terhadap Ukraina.
Perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun itu masih menyisakan ketidakpastian, dan dinamika baru yang dipicu oleh kebijakan Trump kali ini bisa membawa perubahan signifikan baik ke arah perdamaian, maupun ke arah eskalasi baru, tergantung bagaimana pihak-pihak terkait merespons tenggat waktu yang telah ditetapkan. []
Diyan Febriana Citra.