Teknologi PJU Tak Efektif, Warga Minta Evaluasi Sistem Sensor

Teknologi PJU Tak Efektif, Warga Minta Evaluasi Sistem Sensor

ADVERTORIAL – Penerapan teknologi pada infrastruktur publik semestinya memperhatikan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna utama. Namun, hal ini tampaknya belum sepenuhnya terjadi di kawasan Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Sejumlah warga mengeluhkan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) tenaga surya yang tidak menyala secara konsisten, khususnya pada malam hari, sehingga membuat lingkungan menjadi gelap dan kurang aman.

Lampu-lampu PJU di kawasan tersebut menggunakan sistem sensor detektor yang hanya akan menyala ketika mendeteksi pergerakan kendaraan atau pejalan kaki. Alih-alih memberi rasa aman, sistem ini justru menimbulkan keresahan karena pencahayaan tidak merata, dan jalanan tetap dalam kondisi gelap selama tidak ada aktivitas yang terdeteksi.

“Sistem detektor ini sering menimbulkan masalah karena lampu baru menyala setelah ada kendaraan atau pejalan kaki yang lewat. Padahal, sistem penerangan jalan seharusnya bisa menyala otomatis saat malam tiba tanpa harus menunggu ada yang melintas,” ujar Lurah Melayu, Aditiya Rakhman, pada Selasa (18/03/2025).

Masalah ini bukan hanya berdampak pada kenyamanan, tetapi juga menimbulkan potensi risiko keamanan, terutama bagi warga yang berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua pada malam hari. Banyak warga merasa penerangan seperti ini tidak sesuai dengan kebutuhan wilayah padat penduduk seperti Jalan Imam Bonjol.

Aditiya menjelaskan bahwa pihak Kelurahan Melayu telah menyampaikan keluhan ini ke instansi terkait. Namun, hasil koordinasi menunjukkan bahwa proyek PJU tersebut merupakan bagian dari pekerjaan pelebaran jalan yang ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU), bukan Dinas Perhubungan (Dishub) seperti yang banyak diduga.

“Karena menjadi kewenangan Dinas PU, kami berharap agar mereka segera melakukan evaluasi terhadap sistem penerangan jalan ini. Warga membutuhkan pencahayaan yang lebih baik agar merasa aman saat melintas di malam hari,” lanjut Aditiya.

Warga pun menyuarakan harapan agar lampu jalan dapat diganti atau disesuaikan agar menyala secara penuh di malam hari, tanpa bergantung pada sensor. Mereka menilai teknologi detektor semacam ini lebih cocok untuk wilayah perumahan tertutup atau kawasan rendah lalu lintas, bukan di jalan utama yang ramai aktivitas.

Kelurahan Melayu kini menunggu tindak lanjut dari Dinas PU untuk mengevaluasi efektivitas sistem PJU yang telah diterapkan. Masyarakat berharap ada perbaikan dalam waktu dekat, agar lampu jalan benar-benar menjalankan fungsinya dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. []

Penulis: Eko Sulistiyo | Penyunting: Agnes Wiguna

Advertorial Diskominfo Kukar