Tetangga RI Siap-Siap Hadapi ‘Bom Cuaca’

Tetangga RI Siap-Siap Hadapi ‘Bom Cuaca’

JAKARTA – Australia diprediksi akan menghadapi badai ekstrem pada pekan mendatang, yang berpotensi menjadi sistem cuaca paling merusak dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini dikenal sebagai “bom cuaca” atau secara ilmiah disebut sebagai East Coast Low (ECL), dan diperkirakan akan berdampak luas terhadap kawasan timur negeri tersebut.

Menurut laporan dari ABC News, sistem tekanan rendah yang berubah cepat menjadi badai besar dalam kurun waktu 24 jam oleh para meteorolog disebut sebagai bombogenesis atau “siklon bom”. Fenomena ini menciptakan kondisi cuaca sangat ekstrem, berupa hujan deras, angin kencang, serta gelombang tinggi yang berpotensi menimbulkan kerusakan besar, khususnya di wilayah pesisir.

Wilayah yang diperkirakan akan terdampak paling parah adalah negara bagian New South Wales (NSW), namun pengaruh badai juga akan meluas hingga ke pesisir timur Victoria dan bagian utara Queensland, yang memiliki iklim tropis. Sistem cuaca ini menimbulkan kekhawatiran karena kekuatannya diprediksi melampaui ambang batas teknis yang digunakan untuk mendefinisikan “bom cuaca”.

Di Laut Tasman, penurunan tekanan udara sebesar 14 hingga 18 hektopascal (hPa) dalam 24 jam sudah cukup untuk dikategorikan sebagai siklon bom. Namun, berdasarkan model prakiraan cuaca terbaru, sistem badai yang mendekat diperkirakan akan mengalami penurunan tekanan lebih ekstrem, yakni antara 22 hingga 24 hPa dalam sehari. Hal ini menandakan bahwa badai tersebut sangat mungkin memenuhi bahkan melampaui kriteria siklon eksplosif.

Para ahli meteorologi menegaskan bahwa istilah “bom hujan” yang sempat beredar di kalangan publik sebenarnya keliru dan tidak memiliki dasar ilmiah. Istilah tersebut menyederhanakan mekanisme atmosfer yang kompleks dan dapat menyesatkan persepsi masyarakat terhadap bahaya yang sebenarnya ditimbulkan oleh fenomena ini.

Pemerintah Australia telah mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat di kawasan pesisir timur untuk mewaspadai potensi banjir, angin merusak, dan gelombang tinggi. Layanan meteorologi nasional juga mengimbau warga agar memantau informasi cuaca secara berkala serta mengikuti instruksi dari otoritas setempat demi keselamatan.

Jika prediksi ini terbukti akurat, badai yang akan datang bisa menjadi ECL pertama yang terjadi dalam kurun tiga tahun terakhir. Dengan intensitas yang tinggi dan cakupan wilayah yang luas, badai ini berpotensi menimbulkan gangguan besar terhadap aktivitas masyarakat, infrastruktur, serta sistem transportasi di kawasan terdampak.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional