JAKARTA — Thailand tengah berduka setelah Ibu Suri Sirikit, ibu dari Raja Vajiralongkorn, wafat pada Jumat (24/10/2025) malam waktu setempat. Istana Kerajaan Thailand mengumumkan bahwa Yang Mulia meninggal dunia pada pukul 21.21 waktu Bangkok di Rumah Sakit Chulalongkorn dalam usia 93 tahun.
“Kondisi Yang Mulia memburuk hingga Jumat dan beliau meninggal dunia pukul 21.21 di Rumah Sakit Chulalongkorn pada usia 93 tahun,” demikian pernyataan resmi istana, dikutip dari AFP.
Kabar duka ini menandai berakhirnya era panjang pengabdian salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh dalam sejarah modern Thailand. Sirikit dikenal bukan hanya sebagai pendamping setia mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, tetapi juga sebagai simbol persatuan nasional yang dijuluki rakyat sebagai ‘Ibu Bangsa’.
Istana menyampaikan bahwa jenazah Ibu Suri akan disemayamkan di Dusit Thorne Hall, kompleks Istana Agung Bangkok, tempat penghormatan terakhir bagi anggota keluarga kerajaan. Raja Vajiralongkorn telah memerintahkan seluruh keluarga kerajaan untuk memulai masa berkabung selama satu tahun penuh, dan seluruh istana serta lembaga pemerintahan di Thailand akan menurunkan bendera setengah tiang sebagai tanda belasungkawa.
Sirikit diketahui telah lama berjuang melawan berbagai penyakit. Dalam beberapa tahun terakhir, ia menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat komplikasi kesehatan dan infeksi darah yang kembali menyerangnya pada Oktober 2025 ini.
Dikenal sebagai sosok yang anggun dan berpengaruh, Sirikit menorehkan perjalanan panjang bersama Raja Bhumibol selama 66 tahun pernikahan mereka. Keduanya kerap tampil bersama dalam kegiatan diplomatik dan pembangunan sosial di berbagai pelosok negeri. Popularitas Sirikit mencapai puncaknya pada era 1960-an, ketika ia kerap tampil di sampul majalah internasional dan dibandingkan dengan Jackie Kennedy, Ibu Negara Amerika Serikat kala itu.
Pada masa keemasannya, Sirikit menjadi figur mode yang menonjol, sekaligus pemimpin perempuan yang peduli terhadap kesejahteraan rakyat. Ia dikenal aktif menginisiasi berbagai program kesejahteraan sosial, pemberdayaan perempuan, serta pelestarian budaya dan seni tradisional Thailand.
Mendiang Raja Bhumibol Adulyadej memerintah Thailand sejak 1946 hingga wafat pada 2016, menjadikannya raja dengan masa pemerintahan terpanjang di dunia modern. Sejak itu, tahta berpindah ke tangan putra mereka, Raja Vajiralongkorn, namun nama Sirikit dan Bhumibol tetap lekat di hati rakyat sebagai simbol kedamaian dan pengabdian.
Di tengah suasana berkabung, rakyat Thailand berbondong-bondong mendatangi kawasan Istana Agung untuk memberikan penghormatan terakhir. Sejumlah pemimpin dunia turut menyampaikan belasungkawa, menyebut Sirikit sebagai “permaisuri yang berdedikasi tinggi dan pelindung budaya bangsa.” []
Diyan Febriana Citra.

