KABUL – Afghanistan kembali diguncang kabar duka. Sebuah kecelakaan lalu lintas besar menelan puluhan korban jiwa di Provinsi Herat pada Selasa (19/08/2025). Sebuah bus penuh penumpang yang diketahui membawa rombongan pengungsi dari Iran bertabrakan dengan sebuah truk, sebelum akhirnya terbakar hebat. Sedikitnya 71 orang dilaporkan meninggal dunia, termasuk 17 anak-anak.
Juru Bicara Pemerintah Provinsi Herat, Ahmadullah Muttaqi, mengungkapkan bahwa seluruh penumpang bus tersebut merupakan warga Afghanistan yang baru saja dideportasi dari Iran. “Di antara korban tewas adalah 17 anak-anak,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Hasil penyelidikan awal kepolisian setempat menunjukkan kecelakaan dipicu oleh kelalaian sopir bus. Pengemudi diduga melajukan kendaraan secara ugal-ugalan sehingga kehilangan kendali saat berada di jalanan distrik Guzara. Tak hanya bus dan truk, sebuah sepeda motor juga ikut terlibat dalam kecelakaan maut ini.
Kepolisian Guzara menyebutkan, sebagian besar korban merupakan penumpang bus. Namun, dua orang yang meninggal diduga adalah pengendara sepeda motor yang berada di jalur yang sama.
Keterangan tambahan datang dari pejabat Herat lainnya, Mohammad Yousuf Saeedi. Ia menyebutkan bahwa bus tersebut berangkat dari wilayah Islam Qala, pintu perbatasan Afghanistan–Iran, dengan tujuan ibu kota Kabul. Para penumpang adalah pengungsi yang baru kembali ke tanah air setelah bertahun-tahun hidup di Iran.
Pemerintahan Taliban mengonfirmasi bahwa mayoritas korban merupakan warga negara Afghanistan yang dipulangkan paksa dari Iran. Namun hingga kini, penyelidikan terkait detil kronologi dan pihak-pihak yang bertanggung jawab masih terus berlangsung.
Tragedi ini terjadi di tengah gelombang besar deportasi warga Afghanistan dari Iran. Menteri Dalam Negeri Iran, Eskandar Momeni, sebelumnya menyatakan bahwa sekitar 800.000 pengungsi Afghanistan harus meninggalkan wilayah Iran paling lambat Maret 2026.
Data UNHCR menunjukkan bahwa sejak Juni 2025, hampir 450.000 warga Afghanistan telah kembali dari Iran setelah pemerintah Teheran memberikan batas waktu hingga 6 Juli 2025 bagi mereka yang tidak memiliki dokumen resmi.
Selain faktor kelalaian pengemudi, buruknya infrastruktur jalan di Afghanistan juga kerap menjadi penyebab utama kecelakaan maut. Puluhan tahun perang membuat pembangunan infrastruktur terhambat, sementara standar keselamatan transportasi sering diabaikan.
Bukan kali ini saja Afghanistan berduka akibat kecelakaan bus. Pada Desember 2024 tahun lalu, dua kecelakaan bus berbeda menewaskan sedikitnya 52 orang. Salah satunya melibatkan tabrakan dengan truk tangki bahan bakar di wilayah Afghanistan tengah.
Peristiwa terbaru di Herat ini kembali menyoroti lemahnya sistem transportasi dan keselamatan jalan raya di Afghanistan, sekaligus menggambarkan betapa rentannya para pengungsi yang baru kembali ke negaranya. []
Diyan Febriana Citra.