Trump Ingin Depak Imigran Somalia, Pejabat Lokal Membalas

Trump Ingin Depak Imigran Somalia, Pejabat Lokal Membalas

Bagikan:

WASHINGTON – Pernyataan keras Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memicu kontroversi setelah ia menyoroti komunitas imigran Somalia di AS dalam rapat kabinet di Gedung Putih, Selasa (02/12/2025). Trump, yang sebelumnya sering mengeluarkan komentar bernada serupa, kali ini menyebut imigran Somalia tidak memberikan kontribusi bagi Amerika Serikat dan menyatakan keinginan untuk mengeluarkan mereka dari negara tersebut.

Seusai rapat, Trump berbicara di hadapan wartawan dan menyampaikan tuduhan bahwa imigran Somalia terlalu mengandalkan program bantuan pemerintah.

“Mereka tidak berkontribusi apa pun. Saya tidak ingin mereka di negara kita,” ujarnya, dikutip dari AP. Ia kemudian melontarkan komentar lain yang dianggap merendahkan asal-usul negara mereka. “Negara mereka tidak baik karena suatu alasan. Negara Anda busuk dan kami tidak ingin mereka di negara kami.”

Komentar ini sontak memicu kecaman luas, terutama karena Trump tidak membedakan antara pengungsi, pendatang legal, serta warga negara AS keturunan Somalia banyak di antaranya telah tinggal puluhan tahun atau bahkan lahir di Amerika.

Pernyataan itu muncul hanya beberapa hari setelah pemerintahan Trump menghentikan sementara keputusan suaka, sebagai respons atas insiden penembakan dua anggota Garda Nasional di dekat Gedung Putih. Pelaku berasal dari Afghanistan, tetapi Trump memperluas retorikanya dengan menyasar imigran dari sejumlah negara berkembang, termasuk Somalia.

Dalam kesempatan yang sama, Trump juga menggambarkan para imigran tersebut sebagai individu yang tidak memiliki etos kerja. “Mereka bukan orang-orang yang bekerja. Mereka bukan orang-orang yang bilang, ‘Ayo, ayo. Mari kita buat tempat ini bagus.’ Mereka orang-orang yang tidak melakukan apa pun selain mengeluh,” katanya.

Trump kemudian menyeret nama Ilhan Omar, anggota DPR asal Minnesota dan salah satu politisi paling vokal menentang kebijakannya. Ia kembali menyebut Omar sebagai “sampah”. “Kita bisa memilih jalan mana pun, dan kita akan memilih jalan yang salah, kalau kita terus menerima sampah ke negara kita,” ucap Trump. “Ilhan Omar sampah. Dia sampah. Teman-temannya sampah.”

Omar, yang pernah tinggal di kamp pengungsi Kenya sebelum pindah ke AS pada 1995, membalas komentar itu melalui media sosial. “Obsesinya terhadap saya menyeramkan. Saya harap dia mendapatkan bantuan yang sangat dibutuhkannya,” tulisnya.

Sementara itu, Trump juga menyinggung laporan City Journal yang ditulis Christopher Rufo. Laporan yang belum terbukti kebenarannya tersebut mengklaim bahwa sebagian dana bantuan Minnesota dialirkan ke kelompok ekstremis Al-Shabab. Trump menggunakan isu itu untuk menyebut Minnesota sebagai pusat pencucian uang dan mengumumkan rencana mencabut Temporary Protected Status (TPS) bagi warga Somalia. Padahal, menurut laporan Kongres, hanya sekitar 705 warga Somalia yang tercakup dalam program tersebut.

Tanggapan keras datang dari pejabat lokal Minneapolis, termasuk Wali Kota Jacob Frey. Ia menegaskan bahwa komunitas Somalia telah memberikan kontribusi nyata bagi ekonominya.

“Mereka sudah membuka bisnis dan menciptakan lapangan kerja. Mereka memperkuat struktur budaya Minneapolis,” katanya. Frey juga menyebut pernyataan Trump berbahaya. “Menjelek-jelekkan seluruh kelompok adalah hal konyol dalam situasi apa pun. Dan cara Donald Trump yang konsisten melakukannya, menurut saya, merupakan pelanggaran konstitusional yang serius.” []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional