WASHINGTON – Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat Gubernur Federal Reserve Lisa Cook pada Senin (25/08/2025) kembali mengguncang hubungan antara Gedung Putih dan bank sentral. Langkah yang dinilai tidak lazim ini memunculkan pertanyaan serius mengenai sejauh mana independensi Federal Reserve dapat bertahan di tengah tekanan politik.
Trump menyampaikan bahwa pemberhentian Cook didasarkan pada dugaan keterlibatan dalam pernyataan palsu terkait perjanjian hipotek. Dalam surat resminya, Trump menegaskan mengacu pada Undang-Undang Federal Reserve sebagai dasar hukum tindakannya. “Saya memutuskan bahwa ada cukup alasan untuk memberhentikan Anda dari jabatan Anda,” tulis Trump.
Namun, para pakar hukum segera mengingatkan bahwa Mahkamah Agung AS sebelumnya telah menetapkan batasan pejabat Federal Reserve hanya dapat diberhentikan dengan alasan sah, seperti pelanggaran hukum atau tindakan tercela. Karena itu, keputusan Trump ini dipandang berpotensi menimbulkan sengketa hukum baru.
Trump mengklaim dasar keputusannya berasal dari laporan Direktur Badan Keuangan Perumahan Federal kepada Jaksa Agung AS pada 15 Agustus 2025. Laporan itu menuding Cook memberikan informasi palsu terkait satu atau lebih perjanjian hipotek. Direktur lembaga tersebut sendiri dikenal dekat dengan Trump, sehingga memunculkan spekulasi bahwa pemecatan ini sarat nuansa politik.
Sejauh ini, pihak Federal Reserve belum memberikan pernyataan resmi. Namun, sejumlah ekonom menilai langkah ini bisa memperburuk persepsi pasar. “Jika presiden dapat dengan mudah menyingkirkan pejabat The Fed, investor akan meragukan independensi kebijakan moneter AS,” ujar seorang analis keuangan di New York.
Lisa Cook sebelumnya menegaskan tidak akan tunduk pada tekanan politik. Awal Agustus 2025 lalu ia mengatakan, “Saya tidak berniat diintimidasi untuk mundur.” Cook juga berjanji akan menjawab semua pertanyaan publik maupun otoritas terkait riwayat keuangannya secara terbuka.
Pemecatan ini memperpanjang daftar konflik Trump dengan lembaga-lembaga independen. Sebelumnya, ia juga memecat pejabat di Biro Statistik dan beberapa inspektur jenderal yang dianggap tidak sejalan dengan kebijakannya. Langkah-langkah tersebut memperkuat kesan bahwa Trump berupaya memperluas kendali eksekutif atas institusi yang secara tradisional bersifat otonom.
Bagi Federal Reserve, situasi ini bisa menjadi ujian besar. The Fed selama ini memainkan peran vital dalam menjaga stabilitas moneter, mengendalikan inflasi, serta merespons krisis keuangan. Jika publik menilai lembaga ini terjebak dalam tarik-menarik politik, kredibilitas kebijakannya bisa terguncang.
Selain itu, pemecatan Cook juga terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pasar saham AS menunjukkan gejolak kecil sehari setelah pengumuman, sementara nilai dolar sempat melemah terhadap euro. Para pelaku pasar khawatir, langkah Trump akan memicu intervensi lebih jauh terhadap kebijakan suku bunga atau inflasi.
Dengan situasi ini, banyak pihak menilai keputusan tersebut tidak hanya soal seorang pejabat, tetapi juga soal masa depan hubungan antara Gedung Putih dan Federal Reserve. Apakah The Fed masih bisa mempertahankan statusnya sebagai lembaga independen, atau justru kian rentan terhadap tekanan politik? Pertanyaan inilah yang kini mengemuka pasca pemecatan Lisa Cook. []
Diyan Febriana Citra.