Trump Pertimbangkan Kunjungan ke Timur Tengah Bahas Gaza

Trump Pertimbangkan Kunjungan ke Timur Tengah Bahas Gaza

WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa dirinya berpotensi melakukan kunjungan mendadak ke Timur Tengah pada akhir pekan ini, menyusul perkembangan positif dalam perundingan damai antara Israel dan Hamas.

“Perundingan berjalan dengan sangat baik,” ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Rabu (08/10/2025). “Saya mungkin akan pergi ke sana pada akhir pekan ini.”

Pernyataan itu menandai salah satu sinyal paling optimistis dari Gedung Putih sejak dimulainya negosiasi antara kedua pihak yang selama berbulan-bulan dilanda konflik intens di Gaza.

Perundingan yang memasuki hari ketiga tersebut berlangsung di Sharm el-Sheikh, Mesir, dan dihadiri sejumlah mediator penting dari kawasan, termasuk Mesir, Qatar, dan Turki. Negosiasi dilakukan secara tidak langsung antara delegasi Israel dan Hamas, dengan keterlibatan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff serta menantu Presiden Trump, Jared Kushner.

Meski berlangsung di tengah kondisi medan tempur yang belum benar-benar tenang, beberapa diplomat menggambarkan suasana pembicaraan kali ini sebagai “lebih konstruktif” dibanding upaya-upaya sebelumnya. Pihak Mesir disebut memainkan peran kunci dalam menjembatani komunikasi antara kedua kubu yang hingga kini masih saling menaruh kecurigaan.

Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dilaporkan telah mengundang Trump untuk menghadiri upacara penandatanganan jika kesepakatan perdamaian dapat tercapai dalam waktu dekat. Undangan ini memperkuat spekulasi bahwa Washington tengah menyiapkan langkah simbolis untuk menunjukkan peran aktif AS dalam mendorong stabilitas di kawasan.

Meskipun begitu, beberapa analis internasional menilai, keberhasilan negosiasi masih bergantung pada implementasi di lapangan, terutama menyangkut gencatan senjata jangka panjang, pembukaan akses kemanusiaan, dan pengawasan rekonstruksi Gaza.

Pejabat di lingkungan Gedung Putih sejauh ini belum mengonfirmasi apakah kunjungan Trump benar-benar akan dilakukan. Namun, pernyataannya cukup untuk menggerakkan perhatian global terhadap kemungkinan terwujudnya terobosan diplomatik terbesar di Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir.

Perkembangan terbaru ini juga dinilai sebagai upaya Trump untuk menegaskan kembali pengaruh diplomasi Amerika di wilayah yang selama ini menjadi fokus utama kebijakan luar negerinya.

Jika kesepakatan benar tercapai dan Trump hadir dalam penandatanganannya, peristiwa itu berpotensi menjadi momen bersejarah yang menandai babak baru bagi hubungan Israel-Palestina serta politik kawasan secara keseluruhan. []

Diyan Febriana Citra.

Internasional